Arggghhhh yang namanya ujian memang selalu melelahkan, apalagi harus di daerah yang cukup jauh...
Pemantapan Kemampuan Mengajar di Universitas Terbuka sejatinya dilaksanakan ketika menginjak semester 3 dan 4, nah di semester 4 ini saya harus menempuh ujian praktik di SD yang telah ditentukkan. ujian yang hanya 2 hari x 1 x 35 menit ini cukup penting bagi mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar, yupz begitu pentingnya sampai - sampai pembuatan media pembelajarannya pun cukup hebohhhh.
Foto: Riweuh, buat media pembelajaran berupa gejala alam (IPS kelas VI) dan Keceparan (Matematika kelas V)
Dalam ujian kali ini, saya dan grup terpilih untuk mengajar di SDN Cikelet 01 sebagai tempat kelompok saya mengajar.
Yowes, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 70 KM, sampailah di Kota Kecamatan Pameungpeuk yang sialnya foto-foto kota Pameungpeuk ini terhapus pas mengganti SDmicro ke digicamku yang memang sudah agak udzur ini. Tapi ada beberapa hal yang menarik yang dapat membuat Kota Garut yaitu penghijauannya, kalo dibandingin sama kota Garut mah, wuiiihhhhh jauh lah.. makin lama makin abis pepohonan di Garut kota ini, cuman ada di beberapa ruas saja mungkin masih ada yang rimbun - rimbun.
Foto: Pameungpeuk yang rimbun
Memasuki kawasan kota Pameungpeuk nampak terlihat bangunan - bangunan rumah yang rata akibat gempa, tapi karena dalam perjalanan menuju penginapan, ya gag bisa jepret - jepret, hanya ini yang bisa dijepret.. prettt!!!!
Foto: Rumah runtuh
Singkat cerita sampailah kami satu regu yang terdiri dari satu jejaka tampan (siapa tuh :)), 2 perawan cantik plus 2 yang udah nggak perawan lagi (lho? yaiyalah udah merit masa masih ngarep virgin sih :p) di sebuah lokasi penginapan di daerah Mancagahar dan ternyata eng... ing... eng... kami nggak kebagian penginapan :((, buset dah, sontak rekan sang perawan berteriak - teriak kesetanan karena ngga kebagian kamar!!!!!!!!
Ah ya sudah, terhitung pukul 4 sore, kami bernarsis ria di Pantai... seperti biasa sang fotograper gak ikut kefoto (Nasiibbbbbbbbb +O()
Status Foto: Hilang
Oke, pada akhirnya saya mendapatkan tempat tidur di sebuah villa raksasa (soalnya kamar tidur yang dipakai kayak ruang pertemuan para pemimpin KGB di lebatnya hutan Siberia) yang asli berada di tengah kebun waru atau pohon apalah yang khas di sisi pantai. Kebayang kalau malam harus berjalan sendirian ke Hotel Hilton eh Flamboyang yang menjadi basecamp panitia.... dan ternyata oh ternyata malam hari pukul 07:30 harus ke basecamp, om tanteu.... atuttttttttttt :(( (lebay ah)
Status foto: gambar tampak dalam, kamar dan lain2 pondokkan ikut hilang, hanya ini yang tersisa :s
Foto: Pondokkanku
Seraya berjalan diantara pepohonan menuju basecamp, di dunia antah berantah ini, sinyal komunikasi sangat terbatas... musti naek ke pohon kalo mau dapet sinyal (beneran! suer samber Tsumarni deh :P) namun insting Pria Pramukaku masih ada, backup kartu ada 4: AS, Simpati, Axis dan IM3... ternyata IM3 yang biasanya pelit dalam jaringan (terutama 3G) justru jadi jagoan di wilayah pedalaman ini, lumayan ada sinyal 2 bar, kadang kala bisa akses internet juga.
Malam hari di Mancagahar Pameungpeuk ternyata gak panas seperti yang disabdakan teman - teman seniorku, nyamuk - nyamuk laknat juga gak menghampiri, tapi pas mandi.... jiahahaha niat mandi pengen fresh malah lengket banget karena airnya agak payau.
Status foto: Gag mungkin lah ane post lagi mandi, kena RUU APP ntar, dahsyat bo!!!
Sesudah malam yang sue dan menegangkan takut ada kuntilanak menghadang, kami semua sekitar 190 orang peserta ujian mengikuti acara pembukaan yang menjemukkan. Tak lupa sang panitia tanpa pemberitahuan mengumumkan perpindahan tempat mengajar bagi kelompok 1 sampai 3 yang mana termasuk kelompok saiaaaaaaa ke SDN Pameungpeuk 03, hajuhhhhhhhhh >,< cumilaknat, kenapa gag dari awal diumumkannya. Ternyata SDN Cikelet ketika praktik Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang dimulai sebelum PKM terjadi gempa kecil di hari senin yang menyebabkan chaos di SD tersebut. Yasud, ndak papa... semoga Allah SWT memudahkan kami semua. Amiiiiiiiiiiiinnn
kembali ke kegiatan pembukaan yang disertai hujan... dipikir - pikir tak ada sesosok perempuan yang sudi menemaniku, selain karena kurang charming (euleuuhhhhhhh manya kudu disusuk mah :s) juga mereka sibuk untuk persiapan ujian besok dengan meminta konsultasi kepada penguji di kamar masing - masing, untuk para lelaki jantan anda jangan berharap ikut ke kamar dengan para gadis berdua - duaan tapi harus berdesak - desakan karena nenek bilang itu berbahaya heyyyyyyyyyyyyy (bergoyang ala trio bebek eh wekwek) . Satu kamar terdiri dari 6 penguji dan satu kelompok diberi jatah dua penguji. Akhirnya saya pun tidak mau ketinggalan untuk ikut dengan para gadis ke kamar dengan berdesak - desakan.
kembali ke kegiatan pembukaan yang disertai hujan... dipikir - pikir tak ada sesosok perempuan yang sudi menemaniku, selain karena kurang charming (euleuuhhhhhhh manya kudu disusuk mah :s) juga mereka sibuk untuk persiapan ujian besok dengan meminta konsultasi kepada penguji di kamar masing - masing, untuk para lelaki jantan anda jangan berharap ikut ke kamar dengan para gadis berdua - duaan tapi harus berdesak - desakan karena nenek bilang itu berbahaya heyyyyyyyyyyyyy (bergoyang ala trio bebek eh wekwek) . Satu kamar terdiri dari 6 penguji dan satu kelompok diberi jatah dua penguji. Akhirnya saya pun tidak mau ketinggalan untuk ikut dengan para gadis ke kamar dengan berdesak - desakan.
Di kamar tanpa babibu lebih lanjut saya bertemu dengan maestro pendidik, yang ternyata adalah Dosen Strategi Belajar Mengajar di semester 2... akhir cerita kami diberi pengarahan untuk ujian besok bahwa sebagai seorang Guru, mereka percaya kami telah berpengalaman. Tapi eits tunggu dulu, tanpa disangka tanpa diduga sang Penguji I Bapak Cecep Firmansyah, M. Pd. yang merupakan Dosen SBM dan Pengawas Sekolah di Kecamatan Garut Kota ini masih mengenali diriku yang berlumur dosa dan nista ini, tak lupa Penguji 2 (Bapak Drs. Idim yang merupakan sesepuhnya tokoh pendidikan di Garut) ikut mengomentari "Owh ini yang namanya Angga teh" my gosh >.< perasaan gag enak muncul... tanpa obat penguat apapun badan ini tegang - tegang dan kejang - kejang gag bisa tidur sampe malem, menyendiri di kamar villa yang tidak dipakai dan ketika ku membayangkan bagaimana ujian besok, kulemparkan mata ke sekeliling kamar sempit itu dankulihat seonggok pem""lut wanita yang berada disudut kamar. jiakh!!! mau tak mau ku merangsek ke pergumulan bapak - bapak yang tengah tidur di ruangan besar ( ruang tengah kali ya) dengan berselimutkan kulit yang baru dibilas air payau... wuiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhh mantep dah T.T akhirnya turunlah ilafat untuk memilih tidur di tempat yang memiliki kepadatan penduduk rendah.
0 komen:
Posting Komentar
Komentar boleh bebas namun sopan..