Sabtu, 31 Oktober 2009

Kabupaten Garut Buka Lowongan CPNS 2009

Kabupaten Garut, Jawa Barat membuka lowongan CPNS 2009. Pengumuman proses penerimaan akan diumumkan 2 November 2009.



Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kabupaten Garut H Djadja Sudardja, menyatakan, Pengumuman itu bersamaan dengan pendaftarannya melalui Kantor Pos setempat hingga 11 November mendatang, dilanjutkan penelitian berkas, ’entry’ data, penyampaian panggilan serta pelaksanaan seleksi pada 22 November 2009.

”Sedangkan materi seleksi antara lain tes kemampuan dasar (TKD) terdiri tes kemampuan umum (TKU), tes bakat skolastik (TBS) serta tes skala kematangan (TSK),”kata Djadja

Penerimaan CPNS untuk pengangkatan terhitung mulai tanggal (TMT) 1 Januari 2010 tersebut, untuk memenuhi alokasi 772 CPNS meliputi 410 dari pelamar umum, 287 pengangkatan tenaga kerja kontrak serta 75 pengangkatan Sekretaris Desa (Sekdes).

Kepala BKD juga menjelaskan, pada 13-15 Desember diagendakan penyampaian hasil seleksi yang dilanjutkan dengan penetapan kelulusan pada 16 Desember serta pengumuman kelulusannya 17 Desember 2009. Dia memperkirakan, akan terdapat belasan ribu pelamar yang akan mengikuti seleksi penerimaan CPNS itu.

Karena itu, lanjut dia, dipastikan lokasi pengumuman penerimaan CPNS itu akan disesaki ribuan pelamar yang berdatangan dari 42 wilayah kecamatan di kabupaten Garut. Karenanya, ia mengimbau agar tetap menjaga ketertiban serta kerapihan lingkungan, dengan tetap menunjukan sikap yang sopan dan teratur.

“Kami juga menyerukan agar para pelamar CPNS mewaspadai jika menemukan oknum tertentu, yang mengaku bisa mengupayakan menjadi CPNS dengan imbalan sejumlah uang,” katanya.
6.250 kartu kuning
Sementara itu pejabat fungsional pada Dinsosnakertrans Kabupaten Garut, Maman Suryaman mengemukakan, hingga Jumat, terdapat sekurangnya 6.250 pencari kerja yang telah memproses perolehan “kartu kuning” (kartu pencari kerja –red)

“Dari 6.250 pencari kerja, hanya sekitar lima persen di antaranya yang berminat memasuki lapangan kerja pada sektor swasta, sedangkan 95 persen di antaranya akan melamar menjadi CPNS di lingkungan Pemkab/Setda Garut serta institusi vertikal lainnya seperti di Kantor Departemen Agama (kandepag) Kabupaten,”


(source: karir-up.com)


Lulusan PAI Bisa Tes CPNS

Bagi calon pelamar CPNSD lulusan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sebelumnya kecewa oleh keputusan Pemkab Tasik, masih mempunyai peluang mengikuti testing CPNS. Selain bisa mendaftar ke Depag yang saat ini membuka testing CPNS, mereka juga bisa mendaftar ke Pemkot Tasikmalaya dan Pemkab Garut yang rencananya membuka tes untuk lulusan PAI.

Kabag Kepegawaian Setda Kota Tasikmalaya, Drs. H. Asep Gofarullah, M.Pd didampingi Kasubag Umum Bangpeg Bagian Kepegawaian Setda Kota Tasik, Agus Permana, S.Pd, Rabu, (7/10) menuturkan, lulusan PAI yang dibutuhkan, dari D-2 dan S-1.

"Kami mengusulkan ke Menpan formasi PAI ini 10 orang. Tapi ini baru usulan, karena masih diverifikasi oleh Menpan dan bisa saja menyusut atau bahkan masuk ke rumpun lain. Makanya ini baru usulan kami, belum tentu nanti setelah diputuskan Menpan," kata Asep.

Ditanya kapan waktu pelaksanaan, baik Asep maupun Agus hingga saat ini belum mengetahuinya. Meski sudah melaksanakan rapat di BKD Provinsi, tetapi pada rapat tersebut tidak menjelaskan mengenai waktu dan pelaksanaan testing CPNSD tahun 2009, namun lebih pada evaluasi CPNSD tahun 2008 dan gambaran umum rencana CPNSD 2009 ini.

Hanya saja, Menpan terutama semua pemerintah daerah yang menggelar testing CPNSD mengisyaratkan, pelaksanaan testing tidak akan lebih dari bulan November. Bahkan besar kemungkinan dilaksanakan akhir bulan Oktober 2009 ini.

Garut


Informasi adanya peluang bagi lulusan PAI di Pemkab Garut, diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Garut, H. Djadja Sudardja. Menurutnya, sekolah-sekolah di Kab. Garut masih membutuhkan tenaga PAI oleh karena itu Pemkab mengusulkan tenaga ini untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

"Hanya saja hasilnya belum kita ketahui sebab masih di pusat. Mudah-mudahan saja disetujui," jelasnya kemarin.


Sayangnya, lanjut Djadja, Pemkab tak bisa membuka peluang bagi para lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat terkait aturan yang mengharuskan tenaga PNS sekarang ini harus memiliki kompetensi.
"Oleh karena itu para lulusan SMA dan sederajat tak bisa mengikuti testing meskipun saat ini sedang mengabdikan dirinya menjadi tenaga sukwan," jelasnya.


Djadja menambahkan, sesuai panduan dari pusat, untuk menjadi guru SD pendidikannya paling rendah harus berijazah PGSD/D-2.”Meskipun cukup banyak guru Sukwan bukan berasal dari PGSD/D-2, mereka tak akan bisa diterima,” katanya.


Sementara di luar formasi tenaga guru SD, ungkap Djadja, persyaratan pendidikannya minimal harus mengantongi ijazah D-3. ”Hanya formasi bagi guru SD saja yang masih boleh menggunakan ijazah D-2 itu. Tapi jangan salah, justru sekarang ini tak sedikit para pelamar tenaga guru SD yang sudah berpendidikan Sarjana,” ujar Djadja.

Berkaitan dengan anggaran yang akan dialokasikan untuk pelaksanaan seleksi CPNS nanti, Plt Sekda Garut, H. Iman Alirachman, S.H, M.Si, menjelaskan, Pemkab Garut siap. ”Sesuai pengajuan dari BKD sendiri, sudah dianggarkan sebesar Rp 900 juta. Dari APBD murni Rp 3,00 juta, dan dari APBD perubahan Rp 6.00 juta,” tandas Iman.

Berdasarkan pantauan Priangan di lapangan, meski belum ada kepastian tentang jadwal pendaftaran, namun para calon pelamar CPNS sejak awal bulan lalu sudah mulai ramai mendatangi kantor Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostran) untuk mendapatkan kartu kuning dan pembuatan SKCK di Polres Garut.


(Source: Priangan Online)

Jumat, 23 Oktober 2009

Ujian PKM di Pameungpeuk - Garut (Keliling Pameungpeuk Pertama di Hari Kedua)

Sebenernya tulisan ini ditulis offline di Pameungpeuk sana, tapi pengen aja mencurahkan segala penderitaan yang telah terjadi disana terutama setelah melaksanan ujian pertama, karena besok inginnya pada langsung pulang setelah ujian terakhir, jadi kita2 pergi mengelilingi Pameungpeuk pada sore hare, nanggung sih jam setengah 3, padahal kalo pergunya ba'da Asyar lebih tenang bisa sholat dulu (Mendadak Sholeh mode on). Eh, jangan salah ya, di Mancagahar ini bener - bener full of risk terjadi Tsunami kapan aja dan celakanya pegunungan begitu jauh, daerah Pameungpeuk ini bener - bener dataran rendah yang luas, gag mau mati konyol dalam kelalaian hehehehe.




 Wosh, perjalanan dimulai dan pertama - tama kita pergi ke Cikelet untuk menemui adik dari temen kelompokku, Bunga namanya harum baunya (bau apa coba?). Sebenarnya daerah Pameungpeuk Kota sebenernya gag banyak dampak yang terjadi akibat gempa Tasik ini, namun banyak rumah roboh di daerah urbannya mungkin karena pembangunan rumahnya yang sebagian besar berada di lereng, di pinggir pantai santolo juga terdapat titik - titik dimana banyak bangunan hancur contohnya beberapa bangunan milik LAPAN. Oh iya, kemarin ketika di SDN Pameungpeuk 3 dengan dengan PD-nya ngomong ke anak - anak "Baiklah, anak - anak sebelum masuk kelas coba perhatikan dampak gempa Tasikmalaya di Sekolah kalian ini (seraya nunjuk - nunjuk retakan tembok dibeberapa tempat sekolah)". Tiba - tiba seorang anak bersabda kepada diriku yang tengah kepede-an melaksanakan pembelajaran melalui media lingkungan ini. "Pak, retak - retak di sekolah ini mah bukan karena gempa kok, dari dulu juga udah ada". Sontak, malu banget pas anak - anak lain mengiyakan pendapat anak itu. Wkwkwkwkwk, beginilah nasib seorang pria yang senang melakukan sesuatu tanpa perencanaan dan penelitian awal terlebih dahulu, bikin maluuuu!!!!!!!!!!!!

 Kembali ke persiapan main - main keliling Pameungpeuk, dimana ketika melewati daerah yang terkena dampak gempa, kuraba - raba saku celana untuk mencari digicam yang udah aki - aki itu.... Holly...(eits dilarang sumpah serapah :@) wood!!!... ketinggalan!!!!!!!!


  
Foto: Temporary Shelter dari organisasi ACT untuk para korban bencana Gempa Jawa

Arggggggggggggghhhhhhhh, mau minta balik dulu gag berani, akhirnya dengan muka cemberut kumanfaatkan kamera ponselku...


Yowes, ini dia pic yang saya ambil mengenai daerah Pameungpeuk yang indaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh sekaleeeeeeee, sayang seribu sayang Pantai ini tidak sepesat Pangandaran, karena akses jalan yang terbatas dan fasilitas hotel yang tidak memadai.


Foto: Pantai di depan penginapan

Eh, jika di Cape Canaveral (apa Cavaneral yak :s) Florida Amerika sana ada tempat peluncuran roket, maka di Garut juga ada lhoooo :p


 Foto: Gerbang utara dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Cilauteureun - Pameungpeuk - Garut





Foto: Pagar pembatas yang menyekat antara wilayah umum dengan wilayah milik LAPAN yang amat luas.


Foto: Pantai Santolo


 
Foto: Jembatan penghubung


Foto: uniknya di Pameungpeuk air Laut yang mengalir ke bawah, mengapa bisa demikian? kunjungi sendiri tempatnya :p

  
Foto: Daerah estuari sungai (entah sungai apa lupa :s) di Pantai Santolo dan Pulaunya


Rabu, 21 Oktober 2009

Gempa Bumi dan kecocokannya dengan Ayat Al-quran

Heboh gempa padang yang telah diramalkan dalam al-Qur'an terjadi di lingkunganku, bahkan seorang rekan dengan bangganya membahas mengenai ramalan - ramalan dalam al-Qur'an.
Masyarakat Indonesia yang mana pembelajaran mengenai Agama Islamnya tidak merata seringkali menganggap sesuatu yang berhubungan dengan Al-Quran dianggap selalu benar. Padahal, sejak zaman dahulu umat Islam selalu diserang dari berbagai sisi termasuk menyesatkan ummat Islam dengan mengaburkan antara yang benar dan yang salah.

Iseng - iseng cari di web lewat opera mini, lah dapet juga artikelnya. Isinya cukup mengejutkan juga sih, tapi karena saya dianggap paling liberal diantara kawan - kawan (soale ane blom pernah masuk pesantren, cuman kalo sohib anak yang punya pesantren sih ada hehehehe), so saya gag berani mengungkapkannya secara langsung kepada mereka. Alih - alih percaya, malah disangka tidak - tidak atau kata adik - adik SMA: Sotoyyyy lu!!!!!!! hehehehhe.







Yowes, ini dia artikelnya mengenai jawaban dari kecocokan antara Gempa dengan Ayat Al-Qur'an dikutip dari sini


Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mohon pencerahan dari ustadz tentang ramainya SMS tentang kecocokan antara jam terjadinya gempa dengan nomor ayat Quran yang kelihatan ada keterkaitannya. Pertanyaannya : apakah hal ini bisa diterima atau hanya kebetulan saja. Dan bolehkah kita mempercayai hal-hal seperti ini?

Terima kasih atas jawabannya.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jawaban

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kita harus mendoakan para korban dan keluarganya agar tabah menjalani cobaan dari Allah. Kita juga harus mengambil banyak pelajaran dari musibah gempa di Padang dan Sumatera umumnya. Pasti ada banyak hikmah di balik peristiwa itu. Kita yakin bahwa tiap kejadian pasti tidak lepas dari qadha’ dan qadar dari Allah SWT.

Tapi mengait-ngaitkan jam kejadian gempa dengan nomor dan ayat Quran, rasanya aneh. Saya memang berkali-kali menerima pertanyaan serupa, baik lewat SMS, email, atau pun pertanyaan langsung.

Jawaban singkatnya hal itu tidak benar dan tidak ada hubungannya. Hanya orang yang kurang wawasan dan pengetahuan dengan ilmu-ilmu Al-Quran yang mudah terjebak dengan otak-atik angka ayat dan surat di Quran.

Mengapa saya katakan demikian?

Sederhana saja, karena ternyata penomoran surat dan ayat di Al-Quran bukan ditetapkan langsung dari langit, alias bukan atas ketetapan dari Allah. Penomoran itu dilakukan oleh manusia, tentu para ulama Quran. Tetapi yang jelas kalau penomoran itu dilakukan manusia, maka nomor-nomor kode surat dan ayat itu buan termasuk wahyu dari Allah. Sebagaimana perbedaan penulisan teks Al-Quran di sekian banyak mushaf yang pasti berbeda jumlah halamannya. Jadi bukan firman Allah.

Lafadz Al-Quran itu memang dari Allah, tetapi penomoran surat dan ayat hanya buatan manusia, meski tetap berdasarkan petunjuk dari Rasulullah SAW. Tetapi penomoran itu tidak baku, sangat mungkin berbeda dan bervariasi.

Jadi sangat tidak relevan kalau dikaitkan dengan jam kejadian Gempa di Padang yang katanya terjadi jam 17.16. Kebetulan saja kalau kita buka Al-Quran pada surat yang ke-17 ayat ke-16, kita akan dapati terjemahannya sbb):

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

Oleh mereka yang kurang paham, ayat yang bercerita tentang penghancuran suatu negeri ini ternyata dikait-kaitkan dengan gempa di Padang. Hanya lantaran nomor ayat dan suratnya cocok dengan jam kejadiannya, yaitu jam 17:16. Hmm, kok lucu ya? Kok bisa-bisanya nomor ayat dikait-kaitkan dengan jam kejadian gempa?

Kemudian, terjadi ladi gempa susulan di tempat yang sama. Konon katanya terjadi pada jam 17.58. Kalau kita buka surat ke-17, Al Israa’ ayat 58, kita akan menemukan terjemahanannya sbb :

“Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”

Wah, kok kayak kebetulan ya, kok ngepas sekali ayat itu dengan jam kejadian gempa susulan? Kira-kira begitu kita diajak berpikir. Apalagi masih ditambah dengan info yang berikutnya :

Yang tambah bikin penasaran, esoknya terjadi gempa lain, kali ini di di Jambi. Konon kejadiannya pada pukul 8.52. Surat ke-8 itu adalah Surat Al Anfaa. Kalau kita buka ayat nomor 52, terjemahannya sbb :

“(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”

Tidak Nyambung

Jawaban saya tetap bahwa intinya hal itu tidak benar. Malahan sangat tidak benar Kenapa? Ada banyak ketidak-sesuaian dan ketidak-sambungan logika meski terasa sangat dipaksakan.

Bukti sederhana ketida-nyambungnya adalah ketika kita bandingakn dengan sejarah gempa lain di negeri kita. Ambillah contoh gempa di Yogya 27 Mei 2006 yang terjadi jam 05.55 pagi. Coba buka ayat Quran surat ke-5 (Al-Maidah) ayat 55, apa isinya?

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ

"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)"

Tidak nyambung kan? Tidak ada kaitannya dengan gempa-gempaan atau musibah atau hal-hal sejenis. Alih-alih bicara gempa, ayat di atas malah bicara tentang sistem kepemimpinan. Mana gempanya?

Kita buktikan lagi dengan Gempa dan Tsunami di Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Dalam catatan kejadiannya tepat pada pukul 7:58. Coba buka surat ketujuh yaitu Al-A’raf ayat 58, apa isinya?



وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لا يَخْرُجُ إِلا نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ


"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur"

Sekali lagi, mana gempanya? Mana mushibahnya? Mana adzabnya? Nggak ada tuh. Ayat ini sama sekali tidak menyebut-nyebut gempa atau mushibah. Jadi memang tidak ada kaitannya.

Ada begitu banyak ketidak-sesuaian, ketidak-sambungan, dan juga pemaksaan atas sebuah logika yang tidak nyambung. Apalagi kalau kita mau telaah lebih dalam lagi, maka akan semakin tidak nyambung.

Coba kita lihat fakta-fakta berikut ini :

Pertama : Al-Quran Tidak Mengenal Penghitungan Jam

Sistem penghitungan waktu yang dikenal Al-Quran hanya penghitungan hari, bulan dan tahun. Misalnya :
Al-Quran menyebut hari Jumat (QS. Al-Jumuah : 9), hari Sabtu (QS. Al-Baqarah : 65)
Al-Quran menyebut nama bulan Ramadhan (QS. Al-Baqarah : 185).
Quran juga menyebut lama waktu dengan hitungan bulan, seperti pada penangguhan orang yang meng-ila’ istrinya, yaitu selama 4 bulan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Baqarah : 226.
Juga masa ‘iddah wanita yang ditinggal mati suaminya, yaitu selama 4 bulan 10 hari, sebgaimana disebutkan dalam Al-Baqarah : 234). Sedangkan yang sudah menopuse masanya adalah 3 bulan, seperti disebutkan dalam At-Thalaq ayat 4.
Demikian hukuman diyat salah satunya berpuasa 2 bulan berturut-turut sebagaimana disebutkan dalam Al-Nisa’ ayat 92.
Menyusui dan menyapih bayi selama 30 bulan, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Ahqaf ayat 15.
Malam Qadar itu lebih baik dari 1.000 bulan (Qs. Al-Qadr : 3)
Al-Quran bercerita tentang orang yang ingin diberi umur 1.000 tahun (QS. Al-Baqarah : 96)
Masa penyusuan anak idealnya 2 tahun (QS. Al-Baqarah : 233)
Orang yang hampir meninggal berwasiat untuk memberi nafkah kepada istri untuk 1 tahun lamanya (QS. Al-Baqarah : 240)
Allah mematikan orang selama 100 tahun kemudian menghidupkannya (QS. Al-Baqarah : 259)
Allah menyesatkan orang yahudi sehingga berputar-putar kebingungan di muka bumi selama 40 tahun (QS. Al-Maidah : 26)
Nabi Yusuf menyarankan untuk bertanam selama 7 tahun karena akan datang masa paceklik selama 7 tahun (QS. Yusuf : 47-48)
Ashhabbul Kahfi ditidurkan selama 300 tahun plus 9 tahun (QS. AL-Kahfi : 25)
Usia Nabi Muh alaihissalam adalah 1.000 tahun kurang 50 tahun (QS. Al-Ankabut : 14)
Sehari di sisi Allah seperti 1.000 tahun dalam perhitungan kita (QS. As-Sajdah : 5)
Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun. (QS. Al-Ma’arij :4)

Tapi tidak pernah sekali pun Al-Quran menyebut-nyebut ukuran waktu dengan format jam. Kenapa?

Mudah saya, karena sistem penghitungan waktu dengan jam yang kita gunakan saat ini, hanya buatan manusia. Berlakunya hanya berlaku di zaman kita ini saja.

Pada saat Al-Quran diturunkan 14 abad yang lalu, manusia belum mengenal pembagian waktu yang sehari 24 jam. Di satu sisi, Al-Quran adalah kitab yang abadi, sementara penggunaan sistem waktu dan jam akan selalu berubah. Bagaimana mungkin Al-Quran menyimpan pesan yang hanya dikhususkan untuk satu zaman saja?

Di masa mendatang boleh jadi kita akan meninggalkan sistem penghitugan jam yang sekarang ini dengan sitem yang lain. Kalau sehari sekarang ini kita hitung menjadi 24 jam, boleh jadi kapan-kapan kita buat menjadi 100 jam dengan ukuran sama yaitu sehari semalam.

Atau boleh jadi kita akan menggunakan sistem jam bintang (baca:stardate) seperti yang diperkenalkan dalam serial film StarTrek. Kalau pakai stardate, gempa
di Padang yang jam 17:16 itu adalah -313252.8234398783. Masih minus karena stardate baru akan dimulai pada 1 Januari tahun 2323.

Lalu siapa yang menetapkan bahwa satu hari terdiri dari 24 jam, 1 jam terdiri dari 60 menit, dan 1 menit terdiri dari 60 detik? Yang pasti ketentuan itu tidak datang dari langit sebagai wahyu. Konon besaran itu diambil dari peradaban Babylonia yang mengenal sistem penghitungan sexagesimal yang berbasis angka (60). Sedangkan istilah `jam` konon sudah digunakan oleh peradaban Mesir kuno sebagai 1/24 dari mean matahari.

Yang jadi pertanyaan, apakah Al-Quran mengakui hitungan-hitungan itu lalu menyelipkan informasi di sela-sela nomor ayat? Kok jadi mirip film X-files?

Kedua : Jam Kita Adalah Jam Politis

Selain Al-Quran tidak mengenal penghitungan waktu dengan jam, pada dasarnya sistem jam yang kita gunakan ini bersifat politis. Gempa di Padang itu hanya dianggap terjadi pada jam 17:16 kalau menurut hitungan waktu Indonesia Bagian Barat. Karena Padang itu terdapat di wilayah NKRI.

Tapi seandainya -ini hanya seandainya- kota Padang itu bukan bagian dari Negara Indonesia, tentu gempa tidak terjadi pada jam 17:16, tetapi bisa saja malah jam 18:16 atau jam 16:16. Semua tergantung kebijakan pemerintahannya.

Kok gitu?

Ya memang begitu. Mari kita buat pengandaian. Seandainya kota Padang itu bagian dari Singapura, maka kejadian gempa itu pastinya bukan jam 17:16, tetapi jam 18:16. Sebab meski letaknya lebih di Barat dari Jakarta, tapi secara kebijakan Pemerintah Singapura menetapkan jam mereka lebih dulu dari Indonesia. Kalau Jakarta atau WIB itu GMT+7, ternyata Singapura malah GMT+8.

Padahal posisi Singapura lebih ke Barat dibandingkan Jakarta. Seharusnya Jakarta lebih dulu dari Singapura. Tapi sekali lagi karena ini hanya urusan politis dua negara yang beda pemerintahan, maka akhirnya Singapura yang lebih dekat ke kota Padang malah punya jam yang lebih dulu dari jam Jakarta.

Jadi angka 17:16 yang katanya merupakan surat ke-17 ayat ke-16, kalau dikait-kaitkan dengan jam kejadian gempa Padang, tentu 100% dusta, hanyalah ilusi, hayal, dan tidak tepat. Kenapa? Karena penetapan hitungan jam itu bersifat nisbi.

Salah satu bukti bahwa penetapan jam itu semata-mata politis adalah kalau kita berada di negeri sub-tropis. Setiap ganti musim baik dari musim panas ke musim dingin atau sebaliknya, pemerintah punya kebijakan untuk mengubah atau melompat jam secara massal. Yang tadinya jam 07.00 pagi, secara massal di bawah perintah penguasa, rakyat diminta mengubah jamnya jadi jam 08.00. Heboh kan?

Konon sejarah gonta-ganti jam ini belum lama. Awalnya dimulai pada saat krisis minyak pada tahun 1970-an. Waktu krisis minyak tersebut, harga minyak menjadi berlipat ganda dan minyak pun menjadi barang langka. Berhubung minyak diperlukan untuk seluruh industri dan berbagai keperluan sehari-hari lainnya, pemerintah Swiss (dan beberapa negara Eropa lainnya, kalau nggak salah) memutuskan memajukan satu jam.

Dengan cara itu berarti negara ini menghemat satu jam pemakaian minyak, lantaran satu jam dianggap hilang. Jadi kalau ditetapkan pada tanggal sekian waktu dimajukan satu jam pada jam 12 malam, pada waktu jam menunjukkan 24.00, semua jam dimajukan menjadi jam 01.00. Ini artinya waktu antara 24.00-01.00 tidak eksis alias hilang.

Tapi kemudian `hilang`-nya waktu ini pun diganti pada waktu pergantian jam di musim dingin, dengan diundurnya waktu selama satu jam. Artinya kalau tanggal X harus ganti waktu musim dingin pada jam 12 malam, sewaktu jam menunjukkan pukul 24.00, seluruh jam diundur menjadi 23.00. Artinya waktu 23.00-24.00 berulang dua kali, dua jam. Impas kan. Ribet ya?

Tapi intinya saya cuma mau bilang bahwa penghitungan jam itu sangat nisbi dan sangat politis. Tidak layak Al-Quran memberi informasi berdasark kebijakan politis sebuah pemerintahan.

Ketiga : Sistem Penomoran Ayat Quran Cuma Ijtihad Manusia

Lafadz Al-Quran memang dari Allah SWT yang sampai kepada kita sepanjang 14 abad dengan proses periwayatan yang mutawatir. Tetapi urusan penomoran ayat-ayatnya ternyata tidak merupakan ketetapan dari Allah SWT.

Karena itulah kita menemukan para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah total ayat Al-Quran. Ternyata jumlahnya yang konon 6.666 ayat itu malah tidak ada rujukannya. Cobalah iseng-iseng ambil kalkulator lalu jumlahkan semua ayat yang ada di 114 surat, hasilnya pasti bukan 6.666.

Lho kok?

Nah, biar mudahnya silahkan baca tulisan saya sebelumnya tentang perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang jumlah total ayat Al-quran, silahkan klik di link ini.

Perbedaan dalam menghitung jumlah ayat ini sama sekali tidak menodai Al-Quran. Kasusnya sama dengan perbedaan jumlah halaman mushaf dari berbagai versi percetakan. Ada mushfah yang tipis dan sedikit mengandung halaman, tapi juga ada mushfah yang tebal dan mengandung banyak halaman.

Yang membedakanya adalah ukuran font, jenis dan tata letak (lay out) halaman mushaf. Tidak ada ketetapan dari Nabi SAW bahwa Al-Quran itu harus dicetak dengan jumlah halaman tertentu.

Lalu apa kaitannya dengan tema yang kita sedang bahas?

Kaitannya adalah bahwa nomor ayat itu juga bersifat nisbi. Kalau angka jam digital menyebutkan 17:16, lalu dianggap itu merupakan kode isyarat nomor surat dan ayat di Al-Quran, maka nomor itu mau menggunakan versi yang mana?

Kalau pakai mushaf yang umumnya kita pakai memang barangkali ada kebetulannya untuk cocok, tetapi kita harus ingat bahwa ada berjuta jenis dan versi mushaf di dunia ini, dimana nomor surat dan ayat 17:16 belum tentu terkait dengan musibah gempa.

Keempat : Al-Quran Bukan Buku BMG

Al-Quran sejak awal diturunkan tidak pernah disebutkan mengandung informasi dunia teknologi. Apalagi hanya dikaitkan dengan nomor-nomor surat atau nomor-nomor ayat di dalamnya. Nomor-nomor itu 100% buatan manusia, sama sekali tidak datang dari Allah SWT. Jadi kalau dipercayai sebagai bagian dari wahyu, sungguh sebuah kekeliruan yang fatal.

Memang benar bahwa Al-Quran adalah kitab petunjuk, tetapi tentu saja bukan petunjuk yang terkait dengan hal-hal teknis. Kita tidak akan menemukan tatacara membangun gedung, membikin mobil, menangkap ikan, menanam padi di sawah, atau mengetahui kapan terjadi bencana alam. Jelas sekali Al-Quran tidak diturunkan untuk kebutuhan seperti itu.

Kalau Al-Quran diyakini sebagai buku referensi teknologi, berarti kita secara tidak langsung telah menuduh Nabi Muhammad SAW telah zalim atau tidak mengerti Al-Quran.

Kok gitu?

Ya, karena Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang sah ditugaskan untuk menjelaskan isi Al-Quran, bahkan disebutkan bahwa beliau adalah Al-Quran yang berjalan. Kalau di dalam Al-Quran itu ada info tentang kapan terjadi bencana alam, lalu Nabi SAW diam saja tidak bilang apa-apa, berarti Nabi SAW itu zalim, karena tidak memberikan peringatan dini. Itu kalau kita anggap Nabi SAW tahu semua isi Al-Quran.

Tapi kalau kita bilang bahwa Nabi SAW tidak tahu ada informasi seperti itu di dalam Al-Quran, maka kita juga telah menuduh yang salah kepada beliau. Masak ada info tentang gempa di dalam Al-Quran, Nabi SAW malah tidak tahu? Lalu buat apa jadi nabi? Nabi kok tidak tahu info dalam Al-Quran?

Lebih parah lagi, kenapa Allah SWT terkesan `menyembunyikan` info akan terjadi gempa di dalam Al-Quran? Apakah Al-Quran itu merupakan buku teka-teki? Apakah kita disuruh untuk bermain puzzle dengan nomor ayat Quran? Untuk itukah Quran diturunkan?

Betapa naifnya kalau memang begitu. Quran kitab yang agung itu ternyata tidak lebih hanya dijadikan buku teka-teki yang angka di dalamnya diotak-atik, mirip orang kecanduan judi buntut.

Astaghfirullahal-Adzhiem.

Jadi kesimpulannya, informasi bahwa ayat Al-Quran mengandung misteri terselubung yang berupa data-data akan terjadi gempa tidak lain hanyalah klenik abad 21 yang dimainkan oleh mereka yang bermental Bani Israil, karena tidak lebih dari sekedar asathir (dongeng), levelnya sederajat dengan kisah-kisah israiliyat versi yahudi laknatullahi alaihim. Sayangnya, banyak juga yang terkecoh dengan ilusi model beginian.

Kepercayaan semacam itu sama sekali tidak memberikan nilai tambah apa pun buat Al-Quran. Malah sebaliknya, Quran jadi direndahkan selevel dengan kitab primbon atau mujarobat. Naudzu billah tsumma nauzdu billah.

Wallahu a’lam bishshawab, wasalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc (dikutip dari http://mediaislam.oaseadwan.info)












Ujian PKM di Pameungpeuk - Garut (Praktikan Pertama di Hari Kedua)

Malam pertama begitu menggoda, pagi di hari kedua masih kurasakan tegangnya... haiahhhhhhhhh >.< yaiyalah mo ujian gitu lohhhhhhh!!!!! jam 03:30 udah bangun, jam 04:00 mandi yang bagi orang swiss kayak saiaaa gag kerasa dingin airnya (malah anget2 tai cicak). Sehabis shalat subuh masih makin dag dig dug der DAIAAAA!!!! mana SDnya dipindah lagi makin gag karuan hati ini menunggu kedatangan dirinya, siapa??? ya ibu - ibu dan para gadis belia kelompokku yang sudah mengontek lewat kurir yang kebetulan akan menjemput anggota kelompoknya yang tidur bersama diriku tadi malam, hikz jam 05:25 AM udah harus berangkat, mamamia lezatos blom sarapan nihhhh eh dikasih roti dink 3 bijik (tetep laper soalnya ransum sarapan di rumah 3 piring nasi)




Berangkatlah kami berlima ke SDN yang dituju. Kulihat SDN Pameungpeuk 1 dan 2 begitu megah bak istana lengkap dengan pillar bergaya yunaninya (beneran loh O.o) juga penduduknya yang amat banyak. Iseng - iseng kubuka map berisi lembaran evaluasi. "Hanya 45 lembar, cukup gag yak... mana gag tau dimana tempat fotokopi disini :s).

Jereng... jereng.. jreng...
Pukul 06:00 sampailah kami di SDN Pameungpeuk 3 yang menurutku jauh lebih bagus dibanding SD di kotaku, kamipun memasang wajah ceria namun terpaksa menemui para Guru SDN Pameungpeuk yang belum diberitahu bahwa akan kedatangan para praktikan dari Universitas Terbuka. Apaaaaaaa O.o what the duck bagaimana mungkin pihak UT gag ngasih tau kalau mau ada praktik (-.-). Eits jangan marah dulu, selain keputusan yang mendadak tadi malem dan gag mungkin menggedor pintu sekolah buat minta izin (emang di sekolah malem2 ada siapa coba?)

Ternyata Guru - guru SDN Pameungpeuk ini ramah - ramah lho, walaupun mereka terkejut dengan serbuan makhluk asing dari kota lain namun mereka tetap berusaha sabar ketika segerombolan orang menginvasi kantor mereka. Ya, Allah ternyata memberi berkah dari perpindahan ini... ada berita yang miring mengenai beberapa SD di Pameungpeuk ini namun SDN Pameungpeuk 03 ramah bangedhhhhhh buuuuuuuu!!! Alhamdulillah.

SDN Pameungpeuk 3 yang asri

Lanjutkan ceritanya...
Sebelum melaksanakan praktik, para penguji yang terdiri dari Bapak Cecep Firmansyah, M. Pd. dan Drs. H.Idim memimpin upacara pembukaan di kantor yang telah kami invasi. Nampak wajah tegang dan ngeri para praktikan, saya pun termasuk orang yang gugup sampai - sampai pengen kehutan untuk meninggalkan kenangan yang tidak akan membuat orang senang alias mulesssssss :s. Maklumlah, penguji yang dipilih untuk menguji kelompok saya cukup berat persenjataannya, termasuk orang yang berpengalaman dalam bidang Pendidikan dan seluk beluk mengajar di kelas. Apakah kita bisa? lanjutkan!!!


para invader terjebak suasana mengerikan menjelang praktik

Setelah pembukaan, kami pun bersiap untuk memulai praktik dan astagfirullah.. ane lupa jadwalnya ape sekarang nyakkk babehhhh!! ah sue ora jamu pokoe :((
Untunglah temen - temen masih ingat jadwalku (nah lho orang laen aja masih inget), setelah dicek Rencana Pelaksanaan Pembelajaranku terbalik tanggalnya.. yasudlah pasang wajah tanpa dosa, mudah - mudahan gag ketahuan.


 Penampakkan diantara para Guru yang sedang melakukan invasi

Jadwalku mengajar kebagian jam pertama dengan materi pelajaran Satuan Kecepatan, wissssssssss persiapan untuk naskah evaluasi ternyata berlebih, kenapa??? karena di kelas 5 siswanya ada 20 saja. Uniknya hampir sebagian besar siswa sangat aktif sampai - sampai berebutan menjawab, tapi ada satu hal... panasnya Ibu - ibu Bapak - bapak semua yang ada disini....... sampai keringat bercucuran (i feel soo sexy n stinky ;p)

Bereslah sudah diriku ini praktik, hanya 35 menit saja dan tentunya waktu sangat kurang sampai - sampai evaluasi akhir tidak tersampaikan :((
Setelah "bucat bisul nu kahiji" alias hilang satu beban, saya sebagai satu - satunya perjaka di kelompok 1 sampai 3 ini diserang segerombolan ibu - ibu yang telah selesai mengajar ataupun yang kebagian jam - jam akhir, para Ibu - ibu ini membicarakan soal kerang "kewuk" yang tak perlu saya bahas disini (urang sunda mah geus nyaho tah nyambungnya kamana xixixixixi)


Akhir cerita, saya bersyukur dipindahkan ke SDN Pameungpeuk 03, bukan mau ngebanding - banding dengan SDN Cikelet 01 yang mungkin lebih baik atau sama kualitasnya, masalah utamanya adalah SDN Cikelet yang jauh sekali dari tempat penginapan sedangkan SDN Pameungpeuk 3 mungkin hanya berjarak 2 km atau 15 menit dari penginapan. Soal keramah tamahan Guru dan Siswa yang cukup berkualitas di SDN Pameungpeuk 3 ini adalah nilai plus bagi kami.

Sebelum  pulang kami di briefing soal pengajaran tadi, ternyata memang benar RPPku banyak kekurangan... arggggghhh yang terpenting adalah alokasi waktunya. Maklum sebagai makhluk yang memiliki mulut indah, diriku ini senang sekali babibu didepan orang - orang dalam jangka waktu yang tidak ditentukkan. Selain itu Pak Cecep menggarisbawahi mengenai keaktifan siswa yang harus diorganisir yaitu jika ingin melemparkan pertanyaan harus kepada salah satu siswa dengan cara meminta siswa mengacungkan tangan. Sikap guru melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas dan dijawab secara bersamaan oleh siswa kurang baik. Ya ini memang berkaitan dengan Keterampilan Bertanya dalam Strategi Belajar Mengajar, tapi saya tidak mengaplikasikannya. Terimakasih Pak, atas kritikannya mudah - mudahan bisa diterapkan secara permanen di dunia kerja nantinya.

Nah, disore hari nanti kita akan berkeliling Pameungpeuk yang indah....

(tubikontinyu...mo mandi dulu trus bobo ciankkk )



Ujian PKM di Pameungpeuk - Garut (Malam Pertama)

Arggghhhh yang namanya ujian memang selalu melelahkan, apalagi harus di daerah yang cukup jauh...
Pemantapan Kemampuan Mengajar di Universitas Terbuka sejatinya dilaksanakan ketika menginjak semester 3 dan 4, nah di semester 4 ini saya harus menempuh ujian praktik di SD yang telah ditentukkan. ujian yang hanya 2 hari x 1 x 35 menit ini cukup penting bagi mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar, yupz begitu pentingnya sampai - sampai pembuatan media pembelajarannya pun cukup hebohhhh.


Foto: Riweuh, buat media pembelajaran berupa gejala alam (IPS kelas VI) dan Keceparan (Matematika kelas V)




Dalam ujian kali ini, saya dan grup terpilih untuk mengajar di SDN Cikelet 01 sebagai tempat kelompok saya mengajar.

Yowes, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 70 KM, sampailah di Kota Kecamatan Pameungpeuk yang sialnya foto-foto kota Pameungpeuk ini terhapus pas mengganti SDmicro ke digicamku yang memang sudah agak udzur ini. Tapi ada beberapa hal yang menarik yang dapat membuat Kota Garut yaitu penghijauannya, kalo dibandingin sama kota Garut mah, wuiiihhhhh jauh lah.. makin lama makin abis pepohonan di Garut kota ini, cuman ada di beberapa ruas saja mungkin masih ada yang rimbun - rimbun.



Foto: Pameungpeuk yang rimbun

Memasuki kawasan kota Pameungpeuk nampak terlihat bangunan - bangunan rumah yang rata akibat gempa, tapi karena dalam perjalanan menuju penginapan, ya gag bisa jepret - jepret, hanya ini yang bisa dijepret.. prettt!!!!

 Foto: Rumah runtuh

Singkat cerita sampailah kami satu regu yang terdiri dari satu jejaka tampan (siapa tuh :)), 2 perawan cantik plus 2 yang udah nggak perawan lagi (lho? yaiyalah udah merit masa masih ngarep virgin sih :p) di sebuah lokasi penginapan di daerah Mancagahar dan ternyata eng... ing... eng... kami nggak kebagian penginapan :((, buset dah, sontak rekan sang perawan berteriak - teriak kesetanan karena ngga kebagian kamar!!!!!!!!

Ah ya sudah, terhitung pukul 4 sore, kami bernarsis ria di Pantai... seperti biasa sang fotograper gak ikut kefoto (Nasiibbbbbbbbb +O()

Status Foto: Hilang

Oke, pada akhirnya saya mendapatkan tempat tidur di sebuah villa raksasa (soalnya kamar tidur yang dipakai kayak ruang pertemuan para pemimpin KGB di lebatnya hutan Siberia) yang asli berada di tengah kebun waru atau pohon apalah yang khas di sisi pantai. Kebayang kalau malam harus berjalan sendirian ke Hotel Hilton eh Flamboyang yang menjadi basecamp panitia.... dan ternyata oh ternyata malam hari pukul 07:30 harus ke basecamp, om tanteu.... atuttttttttttt :(( (lebay ah)

Status foto: gambar tampak dalam, kamar dan lain2 pondokkan ikut hilang, hanya ini yang tersisa :s

 Foto: Pondokkanku

Seraya berjalan diantara pepohonan menuju basecamp, di dunia antah berantah ini, sinyal komunikasi sangat terbatas... musti naek ke pohon kalo mau dapet sinyal (beneran! suer samber Tsumarni deh :P) namun insting Pria Pramukaku masih ada, backup kartu ada 4: AS, Simpati, Axis dan IM3... ternyata IM3 yang biasanya pelit dalam jaringan (terutama 3G) justru jadi jagoan di wilayah pedalaman ini, lumayan ada sinyal 2 bar, kadang kala bisa akses internet juga.

Malam hari di Mancagahar Pameungpeuk ternyata gak panas seperti yang disabdakan teman - teman seniorku, nyamuk - nyamuk laknat juga gak  menghampiri, tapi pas mandi.... jiahahaha niat mandi pengen fresh malah lengket banget karena airnya agak payau.

Status foto: Gag mungkin lah ane post lagi mandi, kena RUU APP ntar, dahsyat bo!!!

Sesudah malam yang sue dan menegangkan takut ada kuntilanak menghadang, kami semua sekitar 190 orang peserta ujian mengikuti acara pembukaan yang menjemukkan. Tak lupa sang panitia tanpa pemberitahuan mengumumkan perpindahan tempat mengajar bagi kelompok 1 sampai 3 yang mana termasuk kelompok saiaaaaaaa ke SDN Pameungpeuk 03, hajuhhhhhhhhh >,< cumilaknat, kenapa gag dari awal diumumkannya. Ternyata SDN Cikelet ketika praktik Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang dimulai sebelum PKM terjadi gempa kecil di hari senin yang menyebabkan chaos di SD tersebut. Yasud, ndak papa... semoga Allah SWT memudahkan kami semua. Amiiiiiiiiiiiinnn
kembali ke kegiatan pembukaan yang disertai hujan... dipikir - pikir tak ada sesosok perempuan yang sudi menemaniku, selain karena kurang charming (euleuuhhhhhhh manya kudu disusuk mah :s) juga mereka sibuk untuk persiapan ujian besok dengan meminta konsultasi kepada penguji di kamar masing - masing, untuk para lelaki jantan anda jangan berharap ikut ke kamar dengan para gadis berdua - duaan tapi harus berdesak - desakan karena nenek bilang itu berbahaya heyyyyyyyyyyyyy (bergoyang ala trio bebek eh wekwek) . Satu kamar terdiri dari 6 penguji dan satu kelompok diberi jatah dua penguji. Akhirnya saya pun tidak mau ketinggalan untuk ikut dengan para gadis ke kamar dengan berdesak - desakan.

Di kamar tanpa babibu lebih lanjut saya bertemu dengan maestro pendidik, yang ternyata adalah Dosen Strategi Belajar Mengajar di semester 2... akhir cerita kami diberi pengarahan untuk ujian besok bahwa sebagai seorang Guru, mereka percaya kami telah berpengalaman. Tapi eits tunggu dulu, tanpa disangka tanpa diduga sang Penguji I Bapak Cecep Firmansyah, M. Pd. yang merupakan Dosen SBM dan Pengawas Sekolah di Kecamatan Garut Kota ini masih mengenali diriku yang berlumur dosa dan nista ini, tak lupa Penguji 2 (Bapak Drs. Idim yang merupakan sesepuhnya tokoh pendidikan di Garut) ikut mengomentari "Owh ini yang namanya Angga teh" my gosh >.< perasaan gag enak muncul... tanpa obat penguat apapun badan ini tegang - tegang dan kejang - kejang gag bisa tidur sampe malem, menyendiri di kamar villa yang tidak dipakai dan ketika ku membayangkan bagaimana ujian besok, kulemparkan mata ke sekeliling kamar sempit itu dankulihat seonggok pem""lut wanita yang berada disudut kamar. jiakh!!! mau tak mau ku merangsek ke pergumulan bapak - bapak yang tengah tidur di ruangan besar ( ruang tengah kali ya) dengan berselimutkan kulit yang baru dibilas air payau... wuiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhh mantep dah T.T akhirnya turunlah ilafat untuk memilih tidur di tempat yang memiliki kepadatan penduduk rendah.





Kamis, 08 Oktober 2009

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Di Negara-negara maju seperti : Inggris, Amerika, Australia, dan Kanada penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) atau PTK telah banyak dilakukan oleh guru-guru, bahkan dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukannya. PTK terbukti telah dapat meningkatkan kemampuan professional guru-guru di sana. Kemudian kegiatan PTK dijadikan sebagai agenda kegiatan utama dalam meningkatkan kemampuan guru dan dalam program pengembangan sekolah. Melalui PTK mereka dapat meninjau kembali proses pembelajaran yang dilakukannya, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, apakah siswa terlibat aktip dalam proses pembelajaran, tujuan pembelajaran telah tercapai? Dengan mengadakan observasi dan refleksi atas kegiatan yang telah dilaksanakan, diharapkan dapat dijumpai kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran tersebut, untuk kemudian diadakan perbaikan.




Sebagian besar guru-guru di Indonesia, masih awam dengan istilah dan Pengertian PTK, walaupun sesungguhnya dengan tanpa disadari, mereka telah melakukannya. Melalui tulisan ini penulis ingin berbagi sedikit informasi dan pengalaman tentang pelaksanaan PTK bagi rekan-rekan sejawat. Dengan informasi ini, penulis yakin bahwa ada teman guru yang akan segera mencobanya karena apa yang harus dilakukan dalam PTK ini tidak lepas dari pekerjaan keseharian sebagai seorang guru. Guru yang bersangkutan harus mempunyai keinginan untuk memperbaiki sendiri kelemahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya.
Beberapa ahli PTK masing-masing memberikan definisi diantaranya yang dikemukakan oleh Stephen Kemmis, seperti yang dikutip D. Hopkins, dalam bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide the Classroom Action Research, Bristol, PA, Open University Press, 1993, halaman 44. mengatakan bahwa action research adalah :


"…. A form of self reflecive inquiri undertaken by participants in a social ( including educational ) situation in order improve the rationality and justice of (a)their own social or educational practices. (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out."

Pengertian di atas, dapat dicermati bahwa PTK merupakan suatu bentuk kaian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakuakan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih terjadi dalam proses pembelajran dan untuk mewujudkan tujuan – tujuan dalam proses pembelajaran tersebut. Jika proses inquiri dan perbaikan pembelajran diakuakan secara terus-menerus, diyakini sepenuhnya bahwa kemampuan professional guru akan terus meningkat sesuai dengan harapan banyak pihak.

Mc Ciff (1992) dalam bukunya yang berjudul Action Research : Principles and Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan guru hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. Kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya --- telaah, diagnosis perencanaan pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh --- menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembvangan professional (Elliot,1982 :1).

Refleksi penelitian tindakan adalah intervensi skala kecil terhadap tindakan di dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan Manion, 1980:174). Penelitian tindakan adalah suatu bentuk diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan praktek social mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktek-praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek tersebut (Kemmis dan Tagart, 1988 : 5 – 6 ).

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menafsirkan pengertian PTK secara lebih luas, secara singkat PTK dapat di definisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajran di kelas, ssehingga kondisi ini, sangat menghambat pencapaian tujuan pembelajran. Karena itu, guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas agar minat siswa terhadap pembelajaran dapat ditingkatkan.


Mencairnya Metana dapat Memicu Kiamat



Satu lagi berita buruk, pemanasan global juga membawa satu potensi bencana besar bagi planet kita, yaitu mencairnya methane hydrates: metana beku yang tersimpan dalam bentuk es. Jumlahnya cukup mencengangkan: 3.000 kali dari metana yang saat ini ada di atmosfer.




Planet bumi menyimpan metana beku dalam jumlah yang sangat besar yang disebut dengan methane hydrates atau methane clathrates. Methane hydrates banyak ditemukan di kutub utara dan kutub selatan, dimana suhu permukaan air kurang dari 0 derajat Celcius, atau dasar laut pada kedalaman lebih dari 300 meter, dimana temperatur air ada di kisaran 20 Celcius.
Methane hydrates juga ditemukan di danau-danau yang dalam, seperti danau Baikal di Siberia. Metana adalah gas dengan emisi rumah kaca 23 kali lebih ganas dari karbondioksida (CO2), yang berarti gas ini kontributor yang sangat buruk bagi pemanasan global yang sedang berlangsung. Berita buruknya adalah pemanasan global membuat suhu es di kutub utara dan kutub selatan menjadi semakin panas, sehingga metana beku yang tersimpan dalam lapisan es di kedua kutub tersebut juga ikut terlepaskan ke atmosfer. Para ilmuwan memperkirakan bahwa Antartika menyimpan kurang lebih 400 miliar ton metana beku, dan gas ini dilepaskan sedikit demi sedikit ke atmosfer seiring dengan semakin banyaknya bagian-bagian es di antartika yang runtuh. Anda bisa membayangkan betapa mengerikannya keadaan ini: Bila Antartika kehilangan seluruh lapisan esnya, maka 400 miliar ton metana tersebut akan terlepas ke atmosfer! Ini belum termasuk metana beku yang tersimpan di dasar laut yang juga terancam mencair karena makin panasnya suhu lautan akibat pemanasan global.
Sekali terpicu, siklus ini akan menghasilkan pemanasan global yang sangat parah sehingga mungkin dapat disetarakan dengan kiamat! Apakah ini fantasi yang dibuat-buat oleh aktifis lingkungan dan ilmuwan-ilmuwan paranoid? Sayangnya tidak. Bukti-bukti geologi yang kuat menyatakan sedikitnya sudah dua kali planet kita mengalami kejadian ini. Para ahli geologi menemukan bahwa malapetaka besar ini pernah terjadi kurang lebih 55 juta tahun lalu yang disebut oleh para ilmuwan sebagai Paleocene-Eocene Thermal Maximum (PETM). Saat itu semburan metana naik ke permukaan sehingga mengakibatkan pemanasan planet dengan sangat cepat dan menyebabkan kematian massal, kemudian mengganggu keadaan iklim bumi.

Mencairnya Es Abadi di Siberia: Krisis Iklim Global yang Kian Mengkhawatirkan

Daerah barat Siberia memiliki daerah kolam berlumpur seluas Perancis dan Jerman yang beku oleh es abadi. Daerah ini mengandung tidak kurang dari 70 miliar ton metana beku di dalamnya!
Peneliti Sergei Kirpotin dari Tomsk State University di Siberia dan Judith Marquand dari Universitas Oxford pada tahun 2005 melaporkan bahwa satu juta kilometer persegi es abadi di sana telah mulai mencair. Sebuah studi yang dipublikasikan pada majalah Nature edisi ke-7 yang ditulis oleh Katey Walter dari University of Alaska dan Jeff Chanton dari Florida State University melaporkan bahwa kecepatan proses terlepasnya metana ke udara karena mencairnya es di Siberia ini mencapai lima kali lebih cepat dari perkiraan para ilmuwan sebelumnya.
Sebagaimana kita ketahui, metana memiliki emisi gas rumah kaca 23 kali lebih buruk dari CO2. Lebih banyak metana yang terlepas ke atmosfer berarti makin parah pula pemanasan global yang kita alami. Sudah saatnya kita sebagai penduduk dunia untuk melakukan tindakan nyata untuk menghentikan semua proses yang mengarah pada kehancuran ini.

Source: pemanasanglobal.net

Rabu, 07 Oktober 2009

Merawat Rambut bagi Perempuan Berkerudung

Anda wanita berkerudung? dan merasa rambut rusak karena berkerudung? rambut memang menjadi mahkota kebanggaan... Tentunya sebagai seorang perempuan yang kelak akan menjadi itri dari suami anda, tentunya ingin mempersembahkan rambut yang indah hanya untuk suami tercinta?

Untuk Anda yang berkerudung, iklim dan udara yang panas dan lembab memang dapat merusak rambut anda, namun saya mempunyai tips yang bisa membantu anda para calon Ibu Rumah Tangga untuk memiliki rambut indah sambil tetap melaksanakan perintah-Nya untuk menutup rambut sebagai salah satu bagian dari aurat tubuh wanita, jadi bagaimana cara - caranya? ini adalah tips yang saya kutip dari situs astaga.com

1. Untuk bahan kerudung Anda, sebaiknya pilih yang mudah menyerap keringat, seperti katun atau kaos. Bahan ini memiliki pori-pori besar yang memudahkan sirkulasi udara dan keringat menguap keluar tidak tertahan di dalam.

2. Bila ingin tampil apik dengan kreasi kerudung yang model tumpuk, batasi lapisannya hanya sampai pada helai ke empat. Kerudung yang terlalu tebal akan membuat kulit kepala panas dan rambut lembap. Selain itu juga sebaiknya jangan terlalu sering menggunakan tumpukan kerudung ini, batasi frekwensinya.

3. Anda memiliki rambut panjang? Sebaiknya sih pelihara rambut Anda dengan panjang jangan melebih 60cm untuk menghindari Anda harus menggulungnya dalam bentuk sanggul kecil dalam kerudung. Selain itu, jangan mengikat rambut terlalu kencang juga.

4. Jika tidak ingin kulit kepala Anda berusaha keras berjuang melawan panas dan lembap, hindari warna gelap untuk kerudung atau jilbab. Warna gelap mudah menyerap matahari. Pilih warna terang atau putih bila Anda sering melakuka aktifitas di luar ruangan.

5. Sekali lagi, tampil apik dengan kerudung yang gaya boleh-boleh saja. Tapi bila setiap hari Anda memengikat kerudung di bagian leher, berarti sirkulasi udara untuk rambut akan semakin terhambat. Lepas kerudung sehingga bagian tepinya menjuntai dan rambut dapat bernafas.

Senin, 05 Oktober 2009

Rumah Tradisional Tahan Gempa: Prinsip Membangun Rumah Bambu tahan Gempa

Masih keukeuh dengan rumah tembok di area "Ring of Fire" dimana gempa diatas 5 SR akan terus terjadi dan menghantui kita terus-menerus? atau kembali ke budaya leluhur yang mana Presiden SBY bilang "Living on the Edge" atau hidup selaras dengan lingkungan? masih malu dengan rumah berbahan kayu bahkan bambu?

Saya akan paparkan bagian penting dalam membangun rumah dari bambu, walaupun bambu memiliki kelentingan yang tinggi namun kita tetap harus menggunakan ilmunya dalam menyusun dan merancang bangunan jenis ini. Sebuah lembaga kemasyarakatan yakni Institute for Research and Empowerment (IRE) Jogjakarta mempunyai artikel mengenai rumah bambu ini berdasarkan pengalaman Gempa Jogja pada bulan Mei tahun 2006.

Bambu sudah dikenal oleh masyarakat sebagai bahan bangunan sejak ratusan tahun lalu. Tanaman rumpun bambu dapat ditemui di pedesaan, bahkan sebagian besar masyarakat desa mempunyai rumpun bambu di pekarangannya. Bambu juga digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat, mulai dari keperluan di bidang keagamaan, sampai upacara kematian.

Di samping kekuatan bambu cukup tinggi (hasil penelitian yang diakukan, kekuatan tarik pada bagian kulit bambu untuk beberapa jenis bambu melampaui kuat tarik baja mutu sedang), ringan, sangat cepat pertumbuhannya (hanya perlu 3-5 tahun sudah siap ditebang), berbentuk pipa berruas sehingga cukup lentur untuk dimanfaatkan sebagai kolom, namun bambu juga mempunyai kelemahan berkaitan dengan keawetannya.

Untuk memperoleh keawetan dalam pemakaian bambu, masyarakatpun sudah mengenal dan mempunyai cara-cara pengawetan secara tradisional, seperti metode perendaman, pengasapan dan pemasukan larutan bahan kimia ke dalam bambu. Pengwetan secara modernpun sudah dikembangkan di Laboratorium Teknik Struktur Jurusan Teknik Sipil FT UGM sejak awal tahun 1990-an. Dari penelitian ini diperoleh metode pengawetan yang efektif dengan menggunakan larutan bahan kimia yang dimasukkan ke dalam batang bambu secara tekanan.

Masalah mendasar pemasyarakatan pemakaian bambu di Masyarakat adalah informasi cara-cara pengawetan bambu, cara mengkonstruksi bangunan bambu belum sampai di masyarakat, sehingga masyarakat membangun rumah bambu hanya mendasarkan konstruksi bambu seperti yang pernah dilakukan oleh para nenek-moyang. Untuk ini pada tulisan ini akan disampaikan prinsip-prinsip konstruksi bambu.

Pertanyaaan mendasar adalah, kenapa bangunan bambu yang dikonstruksi secara benar dapat tahan gempa? Sesungguhnya konstruksi bangunan dengan berbagai bahan penyusun dapat dikonstruksi tahan terhadap gempa. Pada prinsipnya bangunan tahan gempa dimaksudkan untuk meminimalisir korban yang berasal dari penghuni/pemakai bangunan tersebut. Dengan kata lain, penghuni bangunan dapat segera keluar dari bangunan yang terkena gempa dengan selamat pada saat terjadi gempa.

Sesuai dengan prinsip dasar bangunan tahan gempa yang harus diusahakan seringan mungkin, maka bahan bambu sangat memenuhi persyaratan ini, juga bambu dikenal dengan kelenturannya yang cukup tinggi. Pada bangunan tahan gempa, bambu dapat digunakan sebagai elemen balok, kolom, pendukung atap, pengisi dinding, maupun lantai. Pemakaian bambu (gedhek) untuk elemen dinding pada bangunan rumah dengan rangka kayu seperti rumah-rumah tradisional di DIY dan Jawa Tengah akan menjadikan bangunan tersebut menjadi ringan. Di samping dipakai dalam bentuk anyaman gedhek, bambu dapat digunakan sebagai elemen dinding dalam bentuk galar, atau bilah yang dipasang horisontal dengan direnggangkan dan diplester dengan mortar (adukan pasir dan semen), dapat pula berbentuk anyaman bilah dengan anyaman utama berarah horisontal dan diplester dengan mortar. Konstruksi ini cukup ringan namun mempunyai kelenturan yang cukup. Untuk konstruksi rangka atap juga dapat menggunakan bahan bambu, bahkan di India sudah dikembangkan atap gelombang dengan anyaman bambu yang dilaminasi.


 

  1. Mengunakan bambu yang sudah tua, sudah diawetkan dan dalam keadaan kering,
  2. Rumah bambu didirikan di atas tanah yang rata, 
  3. Pondasi dan sloof (sloof diangker ke pondasi di setiap jarak 50-100 cm) mengelilingi denah rumah, 
  4. Ujung bawah kolom bambu masuk sampai pondasi, diangker dan bagian dalam ujung bawah kolom diisi dengan tulangan dan mortar),
  5. Elemen dinding yang berhubungan dengan sloof atau kolom harus diangker di beberapa tempat,
  6. Di ujung atas kolom diberi balok ring yang mengitari denah bangunan, elemen dinding juga harus di angker dengan balok ring tersebut,
  7. Bila ada bukaan dinding seperti angin-angin, jendela dan pintu, harus diberi perkuatan di sekeliling bukaan tersebut,
  8. Pada setiap pertemuan bagian dinding dengan bagian dinding lainnya, harus ada kolom dan dinding diangker kolom tersebut,
  9. Rangka atap (kuda-kuda) bisa dikonstruksi dengan tumpuan sederhana (sendi-rol), di mana setiap dudukan rangka atap harus diletakkan pada posisinya, dan perlu diangker dengan kolom,
  10.  Ikatan angin pada atap harus dipasang di setiap antar kuda-kuda. Ikatan angin ini dipasang pada bidang kemiringan atap di bawah penutup atap, dan pada bidang vertikal diantara dua kuda-kuda.

    Kelebihan penggunaan bambu sebagai bahan bangunan

  1. bambu dikenal sebagai bahan bangunan yang dapat diperbarui
  2. Tidak perlu menggunakan tenaga terdidik,
  3. Cukup menggunakan alat-alat sederhana yang mudah didapat di sekitar kita,
  4. Cukup nyaman tinggal di dalam rumah bambu,
  5. Masa konstruksi sangat singkat,
  6.  Biaya konstruksi murah.


    Di samping kelebihan di atas, bangunan bambu mempunyai kekurangan antara lain:

  1. Belum hilangnya konotasi masyarakat bahwa bambu dikenal sebagai bahan bangunannya orang miskin,
  2. Hampir tidak ada fasilitas kredit dari perbankan, karena kurang yakinnya pihak perbankan,
  3. Belum ada standar nasional rumah bambu.

Jumat, 02 Oktober 2009

Rumah Tradisional Tahan Gempa

Gempa nampaknya tidak akan meninggalkan kehidupan kita dalam waktu dekat, untaian kejadian gempa bumi skala besar terus melanda negeri mulai dari gempa Papua, Aceh - Nias, Jogja, Pangandaran, Tasik kemudian disusul gempa Padang dan Jambi yang saat ini korban masih dihitung.

Dalam kurun waktu hanya 100 tahun, US Geological Survey (USGS) mencatat ada 43 gempa besar terjadi di Indonesia dengan kekuatan antara 6,5 sampai 9,1 SR. Korban jiwa yang diakibatkan oleh gempa-gempa besar ini mencapai hampir 250.000 jiwa. Tentu, kita masih tak bisa melupakan gempa 9,1 SR disusul mega tsunami di Sumatera dan Kepulauan Andaman (Tsunami Aceh) di penghujung 2004. Korban jiwa ketika itu mencapai 228.000 jiwa.





Saya sendiri sangat trenyuh ketika melihat berita-berita yang menanyangkan betapa masif kehancuran baik infrastruktur dan terutama korban jiwa yang terjadi di Kota Andalas tersebut, saya sendiri belum pernah ke kota Padang, tapi saya sangat hapal betapa konstruksi Rumah Gadang ini kerap terlihat di rumah makan Padang yang tersebar dimana pun di kota - kota Indonesia, bahkan di Kota Garut sebuah resort dibangun dengan model rumah gadang ini.





Secara awan saya merasa walaupun rumah gadang ini sangat estetis dan indah, namun kemajuan zaman telah membawa bangunan - bangunan yang boleh kita sebut "sabuk gempa Indonesia" sama sekali tidak ramah gempa, rumah gadang pun tak luput dari perkembangan zaman. Pada zaman dulu, rumah gadang berasal dari desain para pelaut yang hanya bisa membuat kapal sehingga rumah - rumah di Sumatera Barat mirip dengan kapal. Namun dalam pandangan awam saya, apabila rumah Gadang ini yang tadinya dibangun menggunakan bahan kayu dan zaman sekarang diakulturasikan dengan modernisasi yakni mengganti penggunaan kayu dengan beton, saya tidak bisa memperkirakan betapa berat beban yang diberikan atap rumah gadang yang menjulang tersebut terhadap pondasi dasar rumah, entahlah... kita harus berbicara dengan ahli konstruksi soal ini.

Yang pasti, saya sering membaca mengenai kelebihan dari rumah - rumah kayu atau bambu yang lebih lentur terhadap gempa. Salah satu contohnya yaitu rumah - rumah kayu yang terdapat di Tasikmalaya tidak rubuh, bahkan saya membaca dalam sebuah artikel bahwa rumah panggung yang bertiangkan kayu dan berdindingkan bilik di Tasikmalaya tetap kokoh berdiri setelah diguncang gempa 7,3 SR. Seorang ibu, bahkan dengan santainya melakukan aktivitas hariannya membersihkan rumah. Sang ibu mengaku dirinya tidak khawatir akan kondisi rumahnya paska gempa. Ketika orang lain mengungsi ke tenda-tenda darurat, dirinya dan keluarga masih bisa tidur dengan nyaman dan aman di rumah.



(Beton VS Kayu: Rumah kayu bertembok anyaman bambu nampak kokoh dibanding rumah beton di sebelahnya yang ambruk)

Nah, berhubung saya benar - benar awam mengenai  bagaimana membangun sebuah rumah yang ramah terhada gempa, alhamdulillah saya telah menemukkan beberapa artikel yang kiranya dapat kita promosikan kepada seluruh saudara, teman, sahabat dan semua orang yang kita temui yang tinggal di daerah rawan gempa untuk "back to basic" yaitu kembali ke ajaran leluhur kita dimana tiap - tiap daerah memiliki rumah adat yang hampir semuanya tahan gempa. benarkan itu

Dalam sebuah artikel tentang penelitian rumah adat tradisional yang tahan gempa, saya mengutip tulisan yang sangat bermanfaat dari Dosen Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar (Untuk artikel asli, silahkan klik disini) dimana penulisnya ketika membaca berita gempa Manokwari, mencoba meng-explore rumah-rumah tradisional kita sebagai sebuah hasil dari kearifan lokal. Secara empirik, rumah-rumah warisan nenek moyang inilah yang mampu bertahan ratusan tahun dari guncangan gempa.

Orang-orang mungkin belum bisa menghitung kekuatan gempa ketika itu. Rumah tradisional menarik untuk dikaji, karena secara faktual sudah banyak masyarakat meninggalkan model hunian ini. Kita telah melihat sendiri, bahwa sangat sulit menemukkan rumah - rumah tradisional ini. Yulius Prihatmaji dalam Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur (2007) mencoba menjawabnya mengenai ketahanan rumah tradisional inisecara eksperimental. Dengan mengambil sampel rumah Jawa (Joglo), Prihatmaji melakukan pengujian model struktur di atas meja getaran. Perlu diketahui bahwa rumah Joglo merupakan bentuk hunian tradisonal yang tersebar di Jawa, dari Cirebon hingga Banyuwangi. Daerah-daerah ini merupakan daerah aktif gempa dengan kategori gempa III.




Tahan Gempa
Prihatmaji menemukan bahwa ada tiga alasan mengapa rumah Joglo lebih tahan terhadap gempa. Pertama, rangka utama (core frame) yang terdiri umpak, sokoguru, dan tumpang sari, dapat menahan beban lateral yang bergerak horizontal ketika terjadi gempa. Inilah kunci utama mengapa rumah Joglo masih dapat berdiri ketika gempa Yogyakarta pada Mei 2006, di saat rumah atau gedung lain mengalami keruntuhan.

Alasan kedua, adalah bahwa struktur rumah Joglo yang berbahan kayu menghasilkan kemampuan meredam getaran/guncangan yang efektif, lebih fleksibel, dan juga stabil. Struktur dari kayu inilah yang berfungsi meredam efek getaran/guncangan dari gempa.

Ketiga, kolom rumah yang memiliki tumpuan sendi dan rol, sambungan kayu yang memakai sistem sambungan lidah alur, dan konfigurasi kolom anak (soko-soko emper) terhadap kolom-kolom induk (soko-soko guru) merupakan earthquake responsive building dari rumah Joglo. Oleh karenanya, dengan sistem ini, rumah Joglo lebih stabil pada frekuensi gempa tinggi dengan akselerasi rendah-tinggi. Sedangkan pada frekuensi gempa rendah, rumah Joglo lebih fleksibel. Hanya saja, Prihatmaji mengungkapkan rumah Joglo hanya tahan pada daerah gempa III. Lebih dari itu, rumah jenis ini memerlukan beberapa modifikasi.

Selain rumah Joglo, rumah tradisional Nias juga termasuk dikategorikan rumah tahan gempa. peristiwa gempa berkekuatan 8,6 SR pada Maret 2005 lalu telah membuktikan itu. Menurut Koen Meyers dan Puteri Watson dalam "Legend, Ritual and Architecture on the Ring of Fire" (2008), fleksibilitas rumah Nias yang membuatnya lebih tahan terhadap gempa. Hal ini dikarenakan ikatan antara balok kayu saling mengunci tanpa dipaku.

Selain itu, secara struktur, rangka rumah Nias terdiri dari kolom (enomo) dan balok (ndriwa). Kolom-kolom bertumpu di atas batu besar sebagai penguat untuk menghadang terpaan angin. Diantara kolom utama, terdapat kolom-kolom diagonal yang saling kait mengait menyokong lantai rumah yang berbentuk oval atau persegi. Kolom inilah yang berfungsi sebagai lateral dan longitudinal bracing. Teknik pasak pada sambungan kayu membuat balok-balok kayu tidak patah ketika terjadi gempa.

Menurut Meyers dan Watson, kolom diagonal inilah yang menjadi kunci mengapa rumah Nias bisa elastis dan stabil dari guncangan gempa. Kesimpulan yang sama juga diungkapkan oleh Jacques Dumarcay dalam The House in South-East Asia, dan Evawani Eliisa-peneliti rumah Nias di tahun 2000.

Hingga sekarang, rumah Nias masih bisa dijumpai di Bawomataluo, Hilisimaetano, Sihare'o Siwahili, dan Como.

Bergerak Elastis
Hampir semua rumah tradisional di Indonesia tahan terhadap gempa. Menurut Marco Kusumawijaya, arsitek dan pengamat tata kota (Sinar Harapan, Nopember 2008), hampir semua rumah tradisional fleksibel dan stabil terhadap gempa. Hal ini dikarenakan struktur kayu yang ada pada rumah tradisional tidak sekaku dengan struktur beton. Jika mengalami getaran atau gempa, ikatan antara balok dan kolom pada rumah tradisional mampu bergerak elastis.

Berayun mengikuti guncangan gempa tanpa mengalami kerusakan. Marco memberi contoh rumah Bali dan Minahasa. Perlu diketahui, rumah Minahasa adalah rumah tradisional yang didiami mereka yang bertempat tinggal di Sulawesi Utara, daerah yang paling sering mengalami gempa (kategori I).

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh pendiri Assosiasi Ahli Gempa Indonesia, Teddy Boen. Ketika melakukan survei gempa ke Nabire Papua pada tahun 2004, Boen menemukan bahwa dari 45 persen rumah yang rusak, semuanya adalah rumah konvensional yang terbuat dari struktur bata. Namun, yang masih bertahan adalah rumah tradisional dari kayu. Hal yang sama juga ditemui, ketika Boen berkunjung ke Alor Nusa Tenggara Timur, rumah tradisionallah yang dapat bertahan terhadap gempa.

Budi Brahmatyo, ahli Geologi dari ITB Bandung, juga menemukan fenomena serupa. Ketika berkunjung ke Sungaipenuh Kerinci pada tahun 1999. Rumah-rumah tradisional di daerah tersebut masih dapat berdiri tegak pada peristiwa gempa. Konstruksi rumah tradisional di sepanjang Bukit Barisan memang didesain untuk tahan terhadap gempa.

Tiang-tiang rumah dihubungkan dengan palang-palang yang dapat berputar bebas seperti engsel pada jarak tertentu. Jadi ketika terjadi gempa, rumah ini dapat ikut bergoyang elastis tanpa harus runtuh. Demikian pula, di tahun 2005, Brahmatyo menemukan rumah panggung di daerah Pacet Bandung Selatan tetap saja berdiri, padahal rumah-rumah berdinding bata di sekitarnya sudah banyak yang runtuh.

Kearifan Tradisional
Dari sekian banyak paparan di atas, secara empirik dan eksperimental, rumah tradisional Indonesia secara umum bisa dikatakan tahan terhadap gempa. Mungkin kita masih menunggu hasil-hasil riset dari ahli struktur terhadap rumah tradisional yang lain. Khususnya mengenai ketahanan gempa dari rumah tradisional di Sulawesi Selatan seperti rumah adat Bugis-Makassar, rumah Tongkonan Tana Toraja, dan rumah adat Mandar.

Sebenarnya sudah cukup banyak model rumah tahan gempa didesain pascagempa dan tsunami Aceh. Seperti model Smart Modula dan Risha. Akan tetapi, rumah tradisional nusantara menjadi alternatif yang sangat memungkinkan untuk dimasyarakatkan kembali. Terutama bagi mereka yang berdiam di daerah-daerah rawan gempa. Sudah saatnya kita kembali ke rumah tradisional, warisan nenek moyang kita.

Namun keinginan masyarakat untuk membangun rumah tradisional sudah semakin menurun. Hal ini banyak disebabkan oleh biaya konstruksi rumah yang sebagian besar dari bahan kayu relatif mahal terhadap konstruksi konvensional batu bata. Selain itu, daya tahan kayu terhadap pelapukan, rayap dan api masih rendah.

Masih perlu pengembangan teknologi untuk dapat mengolah kayu agar lebih tahan lama. Faktor lain yang nampaknya menjadi faktor utama adalah, pandangan masyakarakat yang menganggap rumah tradisional adalah bagi mereka yang berstatus sosial rendah, dan terbelakang.

F. Rahardi, seorang penyair dan budayawan mengatakan kini rumah tradisional yang tangguh terhadap alam sudah tergilas oleh rumah modern. Ini diibaratkan oleh kearifan tradisional yang berkonotasi miskin dan bodoh, terkalahkan oleh kultur modern yang tanggung. Alangkah naifnya.


Nah demikianlah tulisan yang disajikan oleh Dosen Teknik Sipil Unhas tersebut, saya Insya Allah akan terus mencari informasi kepada ahlinya baik melalui dunia maya maupun bertanya langsung mengenai konstruksi rumah tradisional ini yang bisa kita kampanyekan kepada masyarakat bahwa banyak orang termasuk saya tinggal di daerah rawan gempa.


(Tulisan ini dibuat untuk mengenang korba gempa di tanah air terutama di Bumi Andalas Sumatera Utara yang saat ini luluh lantak akibat gempa 7,6 SR disusul gempa Jambi 7,0 SR. Semoga korban meninggal di berikan tempat terbaik di sisi Allah SWT, korban luka secepatnya diberikan kesehatan dan korban selamat diberikan ketabahan. Saya juga bangga, sangat berterimakasih dan kagum dengan TNI, Polisi, tim SAR, Dokter juga relawan yang terus melakukan evakuasi dan penyelamatan yang tidak kenal lelah bahkan lupa makan dan minum demi mencari korban selamat diantara puing reruntuhan beton yang sangat berat, kalianlah pahlawan bangsa yang patut kami banggakan dan pelindung sejati bumi pertiwi, semoga Allah SWT memberikan kalian balasan berlipat - lipat baik di dunia maupun di akhirat atas apa yang kalian lakukan)

Source:
http://web.civileng-unhas.info/index.php?option=com_content&task=view&id=38&Itemid=35

Kredit Gambar
  • Rumah Gadang : sumbarprov.go.id
  • Kayu VS beton : http://coretankelambu.wordpress.com/2009/09/ 
  • Rumah Joglo Jawa Tengah : http://jepretanku.wordpress.com/2008/03/page/2/