Kamis, 28 Oktober 2010

Belajar dari Bencana?

Sadar ga sih setiap kita bencana hal yang pertama kali kita lakukan adalah mencak-mencak sama pemerintah?


Sebagai negara yang masih muda, negara kita harus banyak belajar untuk mampu menguasai ilmu-ilmu alam.
Atau manusia-manusia Indonesia adalah manusia-manusia kota yang berambisi menaklukan alam dan menjadikannya hamba manusia?

Tidak ada yang mampu membantah bahwa alam semesta berkaitan satu sama lainnya, dari yang terkecil seperti atom hingga yang terbesar seperti galaksi, dari yang terlemah seperti gaya tarik atom hingga yang terkuat seperti kuasar. Yang Maha Kuasa telah menciptakan proses pembentukan alam semesta yang sangat panjang dan teliti untuk satu tujuan yaitu menyediakan tempat yang cocok untuk manusia hidup dan membuat peradaban. Tapi akhir-akhir ini bencana menyerang banyak negara. Saya mencatat bahwa Amerika Serikat, China dan Indonesia menjadi negara yang paling banyak menghiasi headline bertema bencana di media-media dunia.
Badai Katrina menenggelamkan New Orleans AS (sumber: wikipedia)

Kita bangsa Indonesia telah dicabik-cabik selama ratusan tahun oleh penjajah. Sebuah negara yang sangat variatif dari segi bahasa, agama, budaya, warna kulit yang sangat sensitif untuk menjadi potensi konflik. Perjuangan kita adalah bagaimana setelah kita merdeka dari penjajahan mampu belajar dan menghargai diri kita.
Banjir di China

Apakah Indonesia demikian bobroknya hingga kita hidup tanpa harapan di masa depan? Negara ini adalah mesin iklim raksasa dengan vegetasi yang kaya dan dibumbui oleh ratusan gunung api yang menyuburkan tanah-tanah pertiwi. Gunung meletus adalah sebuah bencana? ya apabila memakan korban manusia. Gunung yang meletus adalah berkah luar biasa yang membentuk pulau Jawa yang subur hingga mampu menopang hidup kita 130 juta orang. Apakah gempa bumi adalah sebuah bencana? mengapa nenek moyang kita menciptakan rumah adat yang selaras dengan alam? mengapa rumah panggung ada? apakah anda tahu manfaat rumah panggung? atau anda mengira bahwa rumah panggung itu identik dengan kemiskinan?
Rumah - rumah beton begitu megah di kota kita terutama di pulau jawa. BAhkan Ruko-ruko di pinggir jalan raya memiliki bentuk paling radikal yang mana lantai atas lebih besar daripada lantai bawahnya yang mana ketika gempa terjadi lantai bawah akan runtuh dan menghilang akibat tidak kuat menahan beban dari lantai atas. Tidak pernahkah kita belajar bahwa Sumatera, Jawa, Bali, NTT, Maluku menjadi tempat-tempat yang akan selalu diterjang gempa?
gempa Aceh (sumber: kompas)

Termasuk saya, kita menganggap beton adalah simbolisme kekayaan dan kemegahan. Rumah kayu dan bambu hanyalah sebuat potret masa lalu yang hanya pantas untuk resort-resort yang ditinggali secara temporer. Saya tinggal di kota dengan 2 gunung berapi aktif tepat di muka kota. Gunung berapi terdekat adalah Gunung Guntur yang memiliki kawah agak menghadap ke arah kota kami. Uniknya, rumah-rumah super mewah berada di bawah kaki Gunung Guntur yang entah kapan terakhir ia meletus dan bagaimana karakteristik letusannya. Mungkinkah suatu hari rumah beton saya atau rumah anda mungkin akan menjadi kuburan bagi kita sendiri?
Indahnya Gunung Guntur (Panoramio/ akunnya lupa punya siapa >,< )

Kita terlalu sombong atau terlalu manja? atau kita terlalu lapar hingga mampu mencuri alat sensor gempa?
Mari kita belajar untuk bersahabat dengan alam. Jika kita memanfaatkan tanah yang berada di sekeliling gunung berapi aktif, maka kita harus siap memiliki rencana B jika rumah kita dilalap oleh awan panas atau laharnya. Jika kita berada di sabuk gempa, maka bersiaplah semaksimal mungkin membangun rumah yang ramah gempa. Apakah rumah anda berada di pinggir laut yang berpotensi gempa? maka kita wajib berusaha sekeras mungkin untuk memiliki rumah kedua di tempat yang lebih aman. Semua ini idealis dan mungkin anda akan berkata "Seharusnya pemerintah menciptakan lapangan kerja agar kita bisa membangun rumah di tempat yang lebih aman." atau "Seharusnya pemerintah meminta kepada sang Pencipta untuk menghentikan bencana?".

Tidak ada yang tidak bersedih dengan bencana yang terjadi di negara kita dan juga negara lainnya. Indonesia bukan negara bencana, tapi negara kita adalah negara subur karena gunung apinya,  gunung api yang terbentuk dari pertemuan lempeng bumi Indo Australia, Pasifik dan Eurasia. Kita harus membayar kesuburan tanah ini dengan gempa, letusan gunung berapi dan tsunami. Mari kita belajar mengetahui karakteristik alam kita. Pemerintah salah karena lambat menangani bencana tapi kita lebih salah lagi karena membiarkan diri kita untuk terus menerus tidak tahu. Kita adalah generasi kedua setelah penjajahan dan banyak hal yang mesti kita pelajari untuk menjadi sahabat alam. Tapi semua itu akan sia-sia jika anda melihat hutan sebagai sumber uang instan, menyenangi halaman yang luas dengan rumput hijau, memakan sayuran dan buah yang diangkut ribuan kilometer jauhnya.
Tangisan saya untuk semua korban bencana alam di bumi pertiwi ini. Tsunami dan gempa Aceh, Gempa Padang, banjir Wasior, tsunami Mentawai, banjir Jakarta dan banyak tempat lain yang luput dari berita. Tangisan saya untuk gempa Haiti, banjir China, badai Amerika Serikat, banjir Pakistan dan tempat lainnya. Mari kita belajar dimana suatu hari akibat dari seringnya kita belajar akan terjadi bencana tanpa korban jiwa, letusan gunung berapi bukan ditangisi lagi tapi dianggap sebagai pembawa kesuburan tanah. 

Semua ini hanya mimpi? mimpi akibat lelahnya manusia membaca berita bencana? ataukah anda adalah korban dari bencana tersebut? mulailah dengan do'a, kembali pada-Nya, mulailah menabung dan mulailah mengantisipasi apa yang akan terjadi pada tempat anda dan keluarga tinggal. Semoga saja :)

Kami putra dan putri Indonesiamengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia

Sakitmu adalah sakitku, tapi akan lebih sakit bila bencana ini terulang bahkan lebih buruk lagi akibat kita lebih senang menyalahkan pihak lain dibanding berusaha untuk menanganinya. Setidaknya ketika kita tahu bahwa alam dapat dengan mudah melenyapkan segala yang kita bangun dengan susah payah dan kita bisa hidup lebih arif dan bijak. 

Semoga Allah SWT melindungi kita semua, amien.

0 komen:

Posting Komentar

Komentar boleh bebas namun sopan..