Dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran yang optimal, kita memerlukan strategi dalam belajar mengajar, dimana strategi ini berkaitan erat dengan metode yang digunakan dan pendekatannya
Untuk lebih mengenal lebih dekat dengan startegi belejar mengajar, metode dan pedekatan, beberapa pengertian dari para ahli, yakni:
Strategi berasal dari kata stratagem yakni siasat atau rencana (Mcleod dalam Muhhibin Syach, 1995;215) dimana strategi ini padanan katanya relevan dengan approach (pendekatan) dan procedure (tahapan kegiatan).
Dalam perspektif psikologi bahwa strategi ialah seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan (Reber dalam Muhhibin Syach, 1995;215).
Menurut Drs. Gunawan Undang Dkk (1997;16) bahwa strategi ialah kumpulan metode dalam mencapai suatu tujuan, sedangkan metode ialah kumpulan sejumlah teknik, taktik atau cara kerja dalam menyampaikan materi guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Dalam proses belajar mengajar kita juga mengenal pendekatan dalam belajar yang artinya pola atau dasar berfikir dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pendekatan yang digunakan seorang guru akan menentukan strategi dan metode akan ditentukan oleh pilihan strateginya. Dimana skemanya adalah
Strategi berasal dari kata stratagem yakni siasat atau rencana (Mcleod dalam Muhhibin Syach, 1995;215) dimana strategi ini padanan katanya relevan dengan approach (pendekatan) dan procedure (tahapan kegiatan).
Dalam perspektif psikologi bahwa strategi ialah seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan (Reber dalam Muhhibin Syach, 1995;215).
Menurut Drs. Gunawan Undang Dkk (1997;16) bahwa strategi ialah kumpulan metode dalam mencapai suatu tujuan, sedangkan metode ialah kumpulan sejumlah teknik, taktik atau cara kerja dalam menyampaikan materi guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Dalam proses belajar mengajar kita juga mengenal pendekatan dalam belajar yang artinya pola atau dasar berfikir dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pendekatan yang digunakan seorang guru akan menentukan strategi dan metode akan ditentukan oleh pilihan strateginya. Dimana skemanya adalah
Pendekatan ----> strategi ---->metode ---->tujuan
Dari beberapa pengertian diatas, Muhhibin Syach (1995;215) mengartikan Strategi Belajar Mengajar sebagai sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu.
Strategi ini dapat berlaku umum bagi guru asal bidang studi itu memiliki orientasi yang sama. Sesuai dengan pendapat Drs. Undang Gunawan bahwa strategi belajar mengajar meliki pendekatan dan metode maka pendekatan dan metodenya akan dibahas menurut pandangan beberapa ahli.
Strategi ini dapat berlaku umum bagi guru asal bidang studi itu memiliki orientasi yang sama. Sesuai dengan pendapat Drs. Undang Gunawan bahwa strategi belajar mengajar meliki pendekatan dan metode maka pendekatan dan metodenya akan dibahas menurut pandangan beberapa ahli.
A. PENDEKATAN GURU DALAM MENGAJAR
Dalam menyiasati pelaksanaan belajar mengajar guru dapat memilih dan menentukan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan kondisi, menurut Djauzak Ahmad (Depdikbud, 1995;44) bahwa faktor yang harus disesuaikan adalah
- Kemampuan (baik siswa maupun guru)
- kekhasan bahan pelajaran
- keadaan sarana dan keadaan siswa
Pendekatan-pendekatan yang lazim dilakukan oleh para pengajar adalah
1. Pendekatan Lingkungan
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini dimulai atau mencakup hal-hal atau peristiwa yang pernah dialami dan terdapat pada lingkungan siswa, dimana penyampaian bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami dan lebih bermakna karena bertitik tolak dari sesuatu yang nyata. Contoh: lingkungan alam, sosial dan budaya ini dapat dipakai sebagai wahana dan sumber belajar. Semua mata pelajaran dapat menggunakan pendekatan ini pada kegiatan pembelajarannya.
2. Pendekatan Penemuan (inkuiri)
Dimana mendorong siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan melakukan kegiatan penelitian secara sederhana. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan mengumpulkan data melalui pengamatan, mencatat dan menafsirkan data, serta mengambil kesimpulan. Kesimpulan ini berupa pengetahuan yang harus dimiliki siswa misalnya konsep, prinsip, kaidah atau penjelasan mengenai satu benda atau peristiwa. Beberapa metode dapat digunakan secara terpadu dalam pendekatan inkuiri misal: Metode eksperimen, widyawisata, diskusi, tanya jawab dan lain-lain
3. Pendekatan Konsep
Konsep ini dipusatkan pada pengembangan konsep dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai, dimana penting untuk mencegah diajarkannya fakta yang terlepas-lepas sehingga kurang bermakna. Secara umum pembelajaran ini dilaksanakan sebagai berikut:
Siswa melakukan kegiatan pengamatan (dengan satu atau lebih indera) untuk mengumpulkan berbagai informasi, mencatat dan memilih informasi yang sesuai serta menafsirkannya, dan digeneralisasikan berupa konsep.
4. Pendekatan keterampilan proses
Dimana menekankan penggunaan keterampilan proses dalam pembelajatan. Keterampilan proses berguna bagi siswa untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep. Keterampilan proses meliputi keterampilan mengamati, menafsirkan hasil pengamatan atau informasi, berkomunikasi hasil pengamatan atau informasi, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, merancang dan merencanakan kegiatan terutama kegiatan eksperimen serta menerapkan konsep. Pendekatan ini selalu digunakan bersama-sama dengan pendekatan konsep. Pendekatan ini lebih cocok untuk digunakan pada penyusunan program mata pelajaran ilmu Pengetahuan alam dalam GBPP.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengenali masalah, menyusun berbagai gagasan atau kemungkinan pemecahan masalah. Merencanakan dan melaksanakan cara memecahkannya serta mengkomunikasikan hasilnya
6. Pendekatan deduktif Induktif
Disini siswa menarik kesimpulan dari sejumlah fakta yang berhubungan satu sama lain yang diperoleh melalui pengamatan atau cara lain yang diperoleh melalui pengamatan atau cara lain. Sebaliknya, pendekatan deduktif menghadapkan siswa pada sesuatu yang berlaku umum lebih dahulu misalnya yang berupa konsep, prinsip atau hukum kemudian mengumpulkan berbagai fakta yang mendukung pernyataan tersebut. Pendekatan ini lazimnya untuk Matematika, IPS dan IPA.
7. Pendekatan Sejarah
Dimaksudkan untuk menunjukan kepada siswa bahwa ilmu berkembang berkat ketekunan para ilmuwan. Disini kita mengarahkan siswa agar berfikir secara ilmiah, tekun dan ulet dalam belajar. Pendekatan ini berguna dalam memberikan dorongan kepada siswa untuk berfikir secara ilmiah, tekun dan ulet dalam belajar. Cocok diaplikasikan untuk kelompok pelajaran IPA, IPS dan Matematika
8. Pendekatan Nilai
Ditekankan lebih kepada nilai moral, estetika dan sebagainya yang terkandung dalam pelajaran Agama, PKn, Bahasa, IPA, IPS, Kertakes dan Mulok
9. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan ini mengutamakan pembelajaran bahasa pada pemahaman dan keterampilan penggunaan bahasa secara nyata dan wajar. Pembelajaran ini menciptkana kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa berkomunikasi untuk pelbagai tujuan dan keadaan
10. Pendekatan Tematik
Pendekatan ini digunakan dalam pengembangan dan perluasan bahan kajian melalui tema-tema dan meliputi berbagai aspek kehidupan siswa yang menjadi pemersatu aspek kehidupan siswa yang menjadi pemersatu kegiatan belajar. Tema dalam Bahasa Indonesia digunakan sebagai pemersatu kegiatan belajar dalam pengembangan kemampuan berbahasa yaitu keterampilan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara serta penguasaan kosakata dan struktur. Pendekatan ini juga digunakan dalam mata pelajaran PKn. Pendekatan ini digunakan baik dalam penyusunan program maupun dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
B. METODE MENGAJAR
Dalam memilih metode pengajaran guru dapat memilih dan menentukkannya lewat analisis terlebih dahulu terhadap beberapa faktor yaitu:
1. Kemampuan guru
2. Tujuan Pembelajaran
3. Kekhasan bahan pelajaran
4. Keadaan sarana dan prasarana
5. Keadaan siswa
6. Asas pengembangan kurikulum.
Metode-metodenya yakni:
1. Metode penugasan
Metode ini merupakan suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan guru. Dalam melaksanakan tugas ini siswa dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan nyata. Tugas dapat diberikan secara berkelompok atau perorangan. Dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan dan pembasaan untuk kerja mandiri serta sikap jujur.
2. Metode eksperimen
Yaitu suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlath melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Melalui metode ini siswa sepenuhnya terlibat, antara lain dalam merencanakan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, merumuskan konsep, prinsip atau hukum. Selanjutnya siswa pun dapat melakukan pengujian atau pembuktian terhadap prinsip yang telah ditemukan melalui eksperimen verifikatif. Ini berguna untuk mengembangkan sikap ilmiah siswa.
3. Metode proyek
Dimana merupakan suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan mengembangkan sebanyak mungkin pengetahuan yang telah diperoleh dari berbagai mata pelajaran. Metode ini membahas suatu tema atau unit pelajaran dimana diharapkan siswa dapat dilatih baik secara individual maupun kelmpok untuk menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas, memantapkan penghargaan terhadap lingkungan, meningkatkan penghargaan terhadap lingkungan, memahami dan berupaya memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, serta menyalurkan minat yang memungkinkan baik dilihat dari segi waktu atau bahan pelajaran dari berbagai mata pelajaran.
Dimana merupakan suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan mengembangkan sebanyak mungkin pengetahuan yang telah diperoleh dari berbagai mata pelajaran. Metode ini membahas suatu tema atau unit pelajaran dimana diharapkan siswa dapat dilatih baik secara individual maupun kelmpok untuk menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas, memantapkan penghargaan terhadap lingkungan, meningkatkan penghargaan terhadap lingkungan, memahami dan berupaya memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, serta menyalurkan minat yang memungkinkan baik dilihat dari segi waktu atau bahan pelajaran dari berbagai mata pelajaran.
4. Metode diskusi
Yaitu suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh guna memecahkan suatu masalah, memperjelas sesuatu bahan pelajaran dan mencapai kesepakatan. Dalam metode ini pengembangan berpusat pada, keterampilan bertanya, mengemukakan pendapat, sikap-sikap kritis, skeptis, toleran, kemampuan mengendalikan emosi dan sebagainya dapat dibina melalui penggunaan metode ini. Muhibbin, menambahkan bahwa dalam diskusi ini ada beberapa macam yaitu:
• Diskusi Informal
Diskusi ini aturannya lebih longgar karena tidak resminya dan kelompoknya tidak terbatas, bahkan satu orang bisa tampil sebagai pemimpin tanpa pembantu atau wakil, contohnya diskusi keluarga.
• Diskusi formal
Dimana diskusi ini sangat ketat aturannya, memiliki tata tertib dan jumlah peserta diskusi jauh lebih banyak bahkan dapat melibatkan hampir seluruh kelas. Terdapat pemimpin (moderator) dan sekretais (notulen). Notulen ini berisi pertanyaa, jawaban, sanggahan, saran dan kesimpulan dalam diskusi. Ekspresi spontan dilarang karena tiap peserta bila hendak bicara harus seizin moderator untuk menjamin ketertiban lau lintas diskusi.
• Diskusi Panel
“Panel” artinya sekelompok pembicara yang dipilih untuk berbicara. Dan kelompok penonton ada yang menjadi peserta aktif yang bisa bertanya, menyanggah dan kelompok non-aktif yang hanya berfungsi sebagai mustamiin saja. Aturan ynag dibuat sama ketatnya dengan diskusi formal.
• Diskusi Simposium
Diskusi ini hampir sama dnegan diskusi lain, perbedaannya terletak pada agenda masalah simposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih. Pemrasaran ini secara bergilir menyampaikan uraian pandangannya mengenai topik yang sama atau salah satu aspek dari topik yang sama.
Metode diskusi juga mempunyai kelemahan yaitu:
- Jalannya diskusi sering didominasi siswa yang pandai dan mengurangi kontribusi partisipan lain
- Jalannya diskusi cenderung terpengaruh masalah menyimpang dari inti sehingga pertukaran pikiran menjadi asal-asalan dan bertele-tele
- Boros waktu dan tidak sesuai dengan prinsip efisiensi (Barlow,1985;Daradjat 1985.).
5. Metode widyawisata
Metode ini ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pembelajaran langsung diobjek yang akan dipelajari yang berada diluar kelas atau dilingkungan kehidupan nyata. Metode ini diterapkan bila objek yang akan dipelajari hanya terdapat di daerah tertentu saja. Berguna memberikan variasi belajar, lebih tertarik terhadap pelajaran yang disajikan sehingga terangsang untuk mencari informasinya dibuku, dan media lainnya. Namun metode ini memerlukan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang efisien dan efektif dan memiliki kegiatan tindak lanjut berupa laporan, diskusi, deklamasi, pameran sederhana atau evaluasi.
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a) Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c) Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
b) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c) Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b) Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d) Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
e) Biayanya cukup mahal.
f) Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjautempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.
Teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu,
c) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut:
a) Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka,
b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka,
c) dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek,
d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
6. Bermain peran
Berupa penguasaan belajar melalui pengembangan imajinasi, daya ekspresi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan ini dilakukan dengan memerankan seseorang dari sejarah, dunia pengetahuan dan lainnya. Ini berguna untuk membuat anak lebih paham dan menghayati pelajaran.
7. Metode Demonstrasi
Adalah suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan suatu benda atau cara kerja sesuatu. Benda itu dapat berupa benda sebenarnya ataupun model. Dengan metode ini siswa mampu mengembangkan kemampuan mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan konsep, prinsip atau prosedur dan mengkomunikasikannya kepada siwa lain. Demonstrasi ini dapat dilakukan oleh guru atau siswa yang telah dilatih sebelumnya. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
b) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
b) Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
c) Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a) Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
b) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c) Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
8. Metode tanya jawab
Yaitu suatu penyajian bahan pengajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab siswa. Metode ini sering digunakan dalam proses belajar mengajar siswa bersamaan dengan metode lain, tanya jawab dapat dilakukan di awal, tengah atau akhir pelajaran. Berguna untuk mengetahui sejauh mana anak memahami pelajaran .
9. Metode latihan
Yaitu berupa pemberian kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan dan petujuk guru. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan melalui pembiasaan.
10. Metode ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
11. Metode pameran
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan dan menjelaskan apa yang telah dipelajarinya. Pameran yang dimaksud dapat berupa pameran kelas atau pameran sekolah dengan memamerkan grafik, model, alat atau gambar ukiran, patung, tanaman dan hasil karya lainnya dibuat oleh siswa. Metode ini bisa sebagai kegiatan puncak dari serangkaian kegiatan lain yang menggunakan metode widyawisata atau proyek.
12. Metode Permainan
Yaitu suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk permainan. Bisa berupa teka-teki, papan bergambar (sejenis ular tangga), kotak rahasia, kartu gambar yang dibuat siswa atau guru. Metode ini bertujuan memberikan pengalaman, motivasi, berlatih mengambil keputusan dan pengendalian emosi bila menang atau kalah.
13. Metode cerita
Yaitu suatu cara penanaman nilai-nilai kepada siswa dengan mengungkapkan kepribadian tokoh-tokoh melalui penuturan hikayat, legenda, dongeng dan sejarah lokal. Metode ini dapat digunakan untuk membantu penghayatan nilai dan moral serta pembentukan sikap. Hal ini terjadi karena metode ini lebih mudah untuk membawa emosi siswa ke suasana cerita sehingga siswa menjadi tertarik dan mungkin terharu sehingga akan mempermudah pembentukan sikap.
14. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui kegiatan praktek langsung tentang pelaksanaan nilai-nilai, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini dapat mengembangkan pemahaman pengetahuan dan penghayatan siswa terhadap sikap dan nilai yang berlaku di masyarakat.
15. Metode resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html).
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
- Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
- Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
- Terkadang anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temannya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
- Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Sebenarnya dalam pemilihan metode, lebih baik menggunakan prinsip mix and macth (mencampur dan mencocokan) disini Muhhibin Syach memberikan metode-metode yang dicampur yaitu metode ceramah plus, dimana metode ceramah yang tadinya sebagai biang keladi “verbalism” dan budaya “bungkam” dikalangan pelajar maka modifikasi agar membuat kelemahan berbagai metode tertutupi yaitu
1. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT)
2. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
3. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Dalam proses belajar mengajar, kita sering menggunakan berbagai macam metode dan pendekatan. Dan secara tidak sadar kita melakukan “strategi” untuk memerangi ketidaktahuan. Namun terkadang, guru-guru cenderung menggunakan metode termudah seperti metode ceramah yang membuat anak menjadi pasif. Seringkali kita lihat dalam berbagai kegiatan yang memerlukan kemampuan verbal seorang anak, kebanyakan anak tidak mampu mengungkapkan isi hati dan fikiran mereka walaupun mereka pintar dalam hal pelajaran, bahkan untuk sesuatu yang tidak memerlukan pemikiran ilmiahpun sulit untuk berbicara. Namun tiap metode tidak ada yang buruk, hanya masing-masing bisa memiliki “efek samping” bila diberikan dalam dosis terlau sering. Pencampuran metode-metode yang ada boleh jadi menjadi sebuah kebijaksanaan bagi pengajar, selain itu metode-metode itupun menjadi sebuah variasi belajar, dan terkadang metode itu memberikan keleluasaan bagi anak untuk mencoba mengungkap dan memberikan konsep mengenai sebuah ilmu, sebuah penemuan kecil yang diungkapkan murid akan menjadi stimulus untuk mencari yang lebih dan lebih lagi.
Namun sebelum metode, sebuah pendekatan nampaknya penting diketahui hal ini untuk mengoptimalisasi kegiatan belajar dikelas, karena nampaknya kita sering lupa bahwa kita amat terpengaruh oleh semua lingkungan yang kita tinggali. Adalah resiko bagi seorang pendidik untuk mendekati semua lini yang berpengaruh pada proses pelaksanaan pendidikan, karena hasil pendidikan itupun yang menjadi pengaruh terbesar dalam peradaban manusia, tidak ada yang tidak berkembang tanpa pendidikan, bahkan ilmu Allah pun tidak akan berkembang tanpa pendidikan sebagai salurannya, dan setiap perencanaan dan visi manusia itu adalah ideal, termasuk pengembangan sistem pendidikan di negara kita, sudah ideal adanya, tinggal bagaimana akselerasi kita memilih metode dan pendekatan dalam menyusun sebuah strategi, tanpa meninggalkan dasar-dasar pembelajaran yang telah ada dan telah ideal.
0 komen:
Posting Komentar
Komentar boleh bebas namun sopan..